Rumah berdinding kayu itu sudah lapuk termakan usia. Rumah itu hanya beralaskan papan sisa bangunan mewah. Itu pun kini menunggu waktu, kapan saja pemilik tanah mengambilnya.
“Tanah ini yang saya tempati bermukim untuk sementara. Itu punya Da’di yang tinggal di Lapadde,” ungkapnya usai menanak nasi melalui perapian.
Sementara kebutuhan kian mendesak lain lagi serba pinjaman, misalnya beli pupuk jagung dan tangki air. “Semuanya berkat pinjaman,” urainya tanpa mengenakan alas kaki.
“Alhamdulillah kalau pemilik kebun di sana saya sendiri, tidak luas. Hanya kurang lebih setengah hektare, tapi itu lagi semuanya serba pinjaman,” katanya sambil membereskan pisang dari jemuran.
Akhir tahun 2019 lalu, bersyukur dengan kedatangan seorang putranya dari Malaysia, sebab selama tinggal di gubuk itu, tak seorang pun menemaninya. Apalagi suaminya lebih dahulu menghadap ke sang pencipta.
“Kalau sekarang tinggal sama anak saya. Namanya Dalle. Dia baru tiga tahun tiba dari Serawak Malaysia,” urainya dengan senyum.
Berikut ulasan selanjutnya..