JENEPONTO,PIJARNEWS.COM—Angin puting beliung memporak-porandakan 31 rumah di Jeneponto. Rumah tersebut tersebar di lima titik. Kerusakannya, mulai yang berat, sedang, hingga ringan.
Informasi yang dihimpun PIJARNEWS, keganasan angin merusak 22 rumah di Desa Jombe, Kecamatan Turatea, enam di Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea, satu di Kelurahan Manjangloe, Kecamatan Tamalatea, satu di Tamanroya, Kecamatan Tamalatea, dan satu lagi di Kecamatan Arungkeke. Disinyalir atas kejadian tersebut, kerugian mencapai Rp300 juta. Demikian disampaikan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jeneponto, Andi Patappoi, S.Sos, Rabu, (7/2/2024).
Hingga saat ini, belum ada bantuan berarti bagi para korban. Pihak BPBD sendiri baru menyalurkan alakadarnya. Selebihnya, masih menunggu petunjuk dari BPBD Provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Kami sudah lapor ke provinsi dan pusat, dan saat ini masih menunggu dua-tiga hari ke depan untuk tindaklanjutnya, “kata Kr Nyau, sapaannya.
Mantan Camat Bangkala ini juga menjelaskan bahwa BPBD Jeneponto saat ini belum bisa berbuat banyak untuk membantu korban karena anggaran yang memang sangat sedikit. Untuk BPBD Jeneponto, anggaran bencana hanya Rp10 juta untuk satu tahun. Namun demikian, pihaknya tetap mengupayakan bantuan dalam bentuk sembako. “Kalau membantu banyak kami tidak bisa karena anggaran minim, jadi kami bantu paket sembako saja dulu sembari mengomunikasikan kondisi ini kepada pimpinan (Pj Bupati Jeneponto),” tuturnya.
Sementara itu, hari ini hingga beberapa hari ke depan hujan dan angin kencang diprediksi masih terjadi. “Kami masih terus siaga, apalagi kalau cuaca begini terus,” kuncinya.
Dikutip dari laman BMKG Sulawesi Selatan, diimbau agar warga waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pagi hari hingga sore hari. Khususnya bagi warga di wilayah bagian barat dan selatan Sulawesi Selatan.
Terpisah, salah seorang warga Tamaleta, Fitriani, menyebut jika cuaca kemarin memang terbilang mengerikan. Untungnya kondisi tersebut tidak berlangsung lama. “Untung tidak lama, karena seandainya lama-lama sedikit banyak mi rumah hancur,” bebernya. (*)