BONE, PIJARNEWS.COM — Ribuan warga di empat desa di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan membutuhkan jembatan penyeberangan. Panjang bentangan jembatan berkisar 35 meter.
Empat desa yang butuh akses jembatan tersebut yakni Desa Pasaka, Desa Lalepo, Desa Mattoanging, dan Desa Raja.
Salah seorang tokoh pemuda Desa Pasaka, Sofyan (42) mengatakan, sejak Indonesia merdeka 76 tahun lalu, warga di empat desa tersebut belum mendapatkan layanan infrastruktur pembangunan jembatan. Padahal sejumlah pejabat pemerintah daerah dan anggota dewan, lanjut Sofyan, kerap berjanji untuk membangun jembatan tersebut.
“Kami sebagai putra daerah desa Pasaka berharap agar pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah berkolaborasi membuatkan jembatan permanen. Sebab selama ini, jika hendak ke kampung halaman, harus melintasi sungai. Jika kondisi air naik akibat hujan di hulu sungai, maka harus menunggu air surut baru bisa melintas. Lagi pula ini merupakan akses warga menuju ke kota. Juga buat anak-anak bila hendak ke sekolah,” kata Sofyan yang kini menetap di Kota Parepare kepada Pijarnews.com, Rabu (8/9/2021).
Alumni Magister Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini mengatakan, ada jalur yang bisa dilalui menuju ke empat desa tersebut. Tetapi lanjut, Sofyan, harus melingkar dan menempuh perjalanan puluhan kilometer. Kondisi jalannya juga sebagian rusak.
Lebih parah, ungkap Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Samudera Nusantara (Sunan), Desa Lalepo tak ada akses ke jalan poros provinsi, tanpa harus melintasi Desa Pasaka.
Sofyan menceritakan, warga Desa Pasaka jika hendak mengakses jalan propinsi, ada empat jalur dilintasi yaitu Desa Labuaja dengan dua sungai.
“Nah, salah satu sungai yang berada di desa Pasaka inilah tidak ada jembatannya. Sedangkan yang satu berada di desa Labuaja sudah ada jembatan daruratnya,” ujar Fyan sapaan akrab Sofyan.
Yang kedua, sambung Fyan, dari Desa Pasaka melintasi Desa Mattoanging dan Desa Nusa sudah ada jembatan permanennya, tapi jalanan masih pengerasan dan berlubang.
Sedangkan yang ketiga dari Desa Pasaka melintasi sungai tanpa jembatan ke Desa Bellu. “Ini baru sampai di jalan poros provinsi. Jalanannya sudah ada cor dan aspal serta jembatan permanen di desa Bellu tapi setelah masuk desa Pasaka jalanan rusak berat,” tambah Fyan.
Ia kembali melanjutkan, yang ke empat dari Desa Pasaka melintasi dua desa tanpa jembatan ke Desa Raja dan Desa Lemo.
“Tetapi jalanan pengerasan dan rusak berat karena berlubang. Jarak ini paling jauh sekira 10 kilometer hingga tiba di jalan provinsi,” kata Fyan.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pasaka, Syamsuddin yang akrab disapa Puang Massa juga berharap pemerintah segera membangun jembatan.
“Semoga pemerintah bisa membuatkan jembatan sehingga akses masyarakat untuk menjual hasil bumi seperti gabah, jagung, ubi dan tanaman lainnya lebih mudah. Agar harganya juga bisa lebih bagus dari saat ini. Sekarang, harga gabah misalnya hanya Rp3.400 per kilogram, sebab akses jalan rusak dan tak ada jembatan. Sehingga harganya rendah. Padahal di kota kecamatan harga gabah lebih tinggi. Jadi bila musim hujan, kadang air sungai meluap sehingga warga harus melingkar melalui jalan lain. Jaraknya cukup jauh karena harus melintasi Kabupaten Sinjai,” kata Puang Massa kepada Pijarnews.com melalui telepon.
Puang Massa mengatakan, masyarakat telah lama mengusulkan pembangunan jembatan ke pemerintah, namun hingga kini belum terwujud. “Desa Pasaka ini merupakan salah satu Desa Tertua dan bersejarah di Bone. Utamanya di masa penjajahan. Sehingga selayaknya bisa menikmati pembangunan. Termasuk pembangunan jembatan,” ujar Puang Massa.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bone, Askar berterima kasih atas informasi warga Desa Pasaka mengenai permintaan pembangunan jembatan. “Ok terima kasih atas infonya,” ujar Askar melalui pesan singkat kepada Pijarnews.com.
Hanya saja, saat Pijarnews.com menanyakan melalui pesan WhatsApp, apakah ada peluang pengerjaan jembatan menuju Desa Pasaka pada tahun 2022, Askar belum memberi jawaban.
Sekadar informasi, Kabupaten Bone merupakan salah satu wilayah Kabupaten terluas di Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah penduduknya mencapai 800 ribu jiwa. Mereka tersebar di 27 kecamatan dan 300 lebih desa.
Hebatnya, di Kabupaten Bone ini lahir tokoh bangsa seperti Mantan Wakil Presiden dua periode, HM Yusuf Kalla dan Mantan Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman. Bahkan, saat ini Plt Gubernur Sulsel, Sudirman Sulaiman merupakan putra kelahiran Bone. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar
Editor: Dian Muhtadiah Hamna