MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Himpunan mahasiswa ilmu administrasi (Humanis) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar seminar nasional secara hibrid di Aula Prof Syukur Abdullah Fisip Unhas pada Jumat (5/5/2023).
Seminar yang mengangkat tema dari desa membangun bangsa itu dihadiri pembicara nasional seperti Budiman Sudjatmiko selaku inisiator undang – undang desa dan Tommy Risqi Dinihari yang merupakan Tim Leader P3PD Kementerian Desa PDTT RI.
Selain itu pembicara lainnya yakni tenaga ahli pemberdayaan masyarakat provinsi Sulawesi selatan Abd Rahman, Haeruddin Jumaini yang merupakan Kepala Desa Dandang Luwu Utara dan Rizal Pauzi sebagai dosen Ilmu Administrasi Fisip Unhas.
Ketua Humanis Fisip Unhas mengatakan kegiatan seminar nasional itu adalah rangkaian agenda dari Administrasi Fair yang merupakan agenda tahunan dari Humanis.
Namun katanya seminar nasional tersebut pertama kali dalam sejarah pelaksanaan Administrasi Fair oleh Humanis.
“Ada transformasi spirit pelaksanaan administrasi fair tahun ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan spirit pelaksanaan administrasi fair tahun ini yaitu tidak hanya berfokus pada minat dan bakat saja seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya. Akan tetapi pihaknya ingin membangun suasana keilmuan dalam pelaksanaan administrasi fair.
“Makanya kemudian dalam kegiatan ini didesain dua kegiatan utama yakni keilmuan serta minat dan bakat,” ungkapnya.
Sementara itu Dosen Departemen Ilmu Administrasi, Rizal Pauzi mengungkapkan kesyukuran atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
Rizal mengatakan pemilihan terhadap tema seminar tersebut menarik untuk dikaji bersama, sebab katanya berbicara tentang desa, memiliki banyak fenomena yang butuh sentuhan dari kampus.
“Ini menarik yah sebab desa punya banyak problem yang mesti diperhatikan dan disentuh oleh kampus-kampus,” ungkapnya.
Ia mendorong kampus baik secara institusi maupun secara personal civitas akademikanya melakukan sentuhan kepada desa.
Salah satu hal yang bisa dilakukan kampus dalam memberikan sentuhan kepada desa adalah riset. Baginya riset kampus terhadap desa dapat berdampak baik kepada pembangunan desa.
“Jadi riset yang dilakukan bisa menjadi bahan atau petunjuk terhadap desa dalam mengembangkan segala sektor kehidupan maupun potensinya,” terangnya.
Menurutnya desa merupakan laboratorium luas yang bisa menjadi bahan riset dan kajian terhadap problematika. “Maka mari kita ikut berkontribusi membangun desa,” tuturnya.
Tomy Risqi dalam kesempatannya juga menyampaikan hal yang sama. Ia sangat mendorong kampus ikut dalam pengembangan desa.
Tomy menjelaskan keikutsertaan kampus dalam membangun desa telah di atur dalam Peraturan Menteri Desa (Permendes) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2016 tentang Bentuk Pelaksanaan dan Tata Cara Pemberian Ijin Penanaman Modal bagi Badan Usaha dalam Pelaksanaan Transmigrasi.
“Jadi memang sudah ada regulasinya, sisa kita bagaimana melaksanakan itu dengan berkolaborasi,” tukasnya.
Adapun ketentuan peran perguruan tinggi itu berupa akselerasi pembangunan desa dan sinergi program kemendes dan perguruan tinggi.
Ia juga berharap perguruan tinggi juga bisa ikut dalam pengembangan desa inklusif sehingga dapat membantu desa untuk memenuhi kebutuhannya
“Pengembangan desa inklusif yang dimaksud adalah melibatkan semua dan kebutuhan bisa di akomodasi,” tutupnya.
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin