LUTRA,PIJARNEWS.COM–Masyarakat Kecamatan Malangke dan Malangke Barat, Luwu Utara (Lutra) yang tergabung dalam dari Aliansi Solidaritas Mahasiswa dan Masyarakat Malangke Raya (ASMARA) melakukan unjuk rasa menuntut pemerintah Luwu Utara melakukan penanganan banjir yang merendam di sejumlah desa di dua kecamatan.
Aksi protes tersebut unjuk dilakukan di dua titik yakni
di tengah kota Masamba dan kantor DPRD, pada Selasa (16/5/2023).
Jendral lapangan aksi Yusril mengatakan, aksi tersebut dilakukan karena masyarakat sudah jenuh akibat banjir, yang hingga kini tidak kunjung ditangani oleh Pemkab Lutra.
Bahkan kata Yusril, banjir telah terjadi hingga berbulan-bulan lamanya.
“Kami datang meminta keseriusan pemerintah daerah dalam penanganan banjir di beberapa desa di kecamatan Malangke dan Malangke Barat,” kata Yusril.
Banjir tersebut terjadi kata Yusril karena terjadinya pendangkalan dan salah satu tanggul jebol. Setidaknya sebanyak 6 desa yang terendam banjir dari dua kecamatan.
Menurutnya, selain dari 6 desa yang terendam itu, desa-desa sekitar juga berpotensi terendam jika tidak ada penanganan dari pihak Pemkab Lutra.
“Banjir akan menerjang desa-desa yang lain di dua kecamatan ini ketika tidak ada penanganan khusus dari pemerintah dan dinas-dinas terkait,” tuturnya.
Adapun desa yang terendam banjir di Kecamatan Malangke diantaranya Desa Pettalandung, Girikusuma dan Pattimang,
Sementara di Kecamatan Malangke Barat yakni Desa Wara, Kalitata, Cenning dan Waelawi.
Mirisnya desa di Kecamatan Malangke dikabarkan telah terendam selama 3 bulan, sementara desa di Kecamatan Malangke Barat sudah berlangsung selama 10 bulan.
Sementara itu anggota DPRD Lutra, Amir Makhmud mengatakan pihaknya telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi banjir.
“Tadi sudah kunjungan berdasarkan dari hasil rapat dengar pendapat,” ungkap Amir saat dikonfirmasi via WhatsApp pada Selasa (16/5/2023).
Adapun yang ikut berkunjung ke lokasi kata dia yakni mahasiswi atau masyarakat yang menuntut, pihak Dinas Pekerjaan Umum, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pendidikan dan Forkopicam.
“Tadi sudah ke lapangan meninjau. Jadi yang diutus bersama dengan mahasiswa, PU, BPBD, Pendidikan dengan Forkopimcam,” imbuhnya.
Terkait dengan tanggul yang jebol, Ia mengatakan penanganan sementara pihak balai telah menyediakan ful bag untuk dipasang pada tanggul yang jebol.
Hal itu kata dia, agar bisa menahan arus sungai serta mengurangi dampak besar terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
Namun ful bag belum bisa dilakukan lantaran debit air yang terlalu tinggi serta belum disediakan patok sebagai penyangga.
“Itu kan ada sudah intervensi dari balai, ada ful bag yang mau di isi tanah belum bisa dipasang, karena debit air yang tinggi kedua harus ada patok memang, teknisnya menurut tadi kita cerita,” tukasnya.
Sementara itu berikut tuntutan aksi unjuk rasa ASMARA:
1. Mendesak Pemkab Lutra untuk Melakukan Normalisasi Sungai
2. Mendesak Pekab Lutra Segera Melakukan Penanggulangan Tanggul yang Jebol.
4. Mendesak Pemkab Lutra untuk Membuat Panitia Khusus Penanggulangan Banjir di Malangke Raya.
5. Meminta Pemkab Lutra Bertanggung Jawab Terhadap Kerugian Masyarakat Malangke Raya Akibat Banjir Berkepanjangan.
6. Mendesak Pemkab Lutra Membuat Kolam Retensi
9. Mnedesak Pemkab Lutras Segera Melakukan Penanggulangan Bendungan.
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin