OPINI-Menurut Teori Klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Dan disisi lain politik adalah proses membentuknya suatu masyarakat yang antara lain seperti proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini adalah upaya konsolidasi antara berbagai definisi-definisi yang berbeda mengenai hakikat jabatan politik yang dikenal dalam Undang-undang Republik Indonesia (RI).
Jauh sebelum jabatan politik yang merupakan pangkat hakiki, dimana dalam upaya mewujudkan fungsi-fungsi penyusunan dan pembangunan. Tentu semua partai politik akan tampil dengan seluruh kemampuan untuk mengambil hati dan empati masyarakat, serta menarik dukungan dari mereka. Untuk itu jika kita tulus ataupun ikhlas dalam belajar dari pengalaman tahun kemarin, setiap kampanye demokrasi dilaksanakan selalu saja menyisihkan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Faktor pendorong terhadap partisipasi politik merupakan hal yang esensial dalam negara Indonesia yang dimana mempercayai sistem demokrasi. Partisipasi yang dilakukan politik sudah sangat banyak dalam membangun dan membantu rakyat. Dengan seluruh proses dan hasil pengelolaan kekuasaannya tersebut, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan ataupun keputusan-keputusan politik yang leluasa. Rakyat merasakan berkurangnya muatan politik dalam kebijakan. Politik yang biasanya membuat janji-janji kepada masyarakat namun tidak terpenuhi disebut sebagai “Utang politik”. Jika Utang Politik tidak terpenuhi maka partai politik yang memberikan janji akan kehilangan kepercayaannya kepada para pendukung dan/atau rakyat. Dampaknya bisa saja pemerintah akan terbebani dengan adanya utang politik tersebut.
Kini yang menjadi pertanyaan apakah benar politik menjadi realitas kehidupan?. Dalam politik, hubungan yang menjadi realitas kehidupan seperti yang telah dituliskan tadi bahwa itu seperti terorisme, perubahan politik, kebijakan negara yang seringkali menjadi masalah baru, perdagangan bebas, bahkan campur tangan antarnegara (Negara asing) lainnya. Dengan Adanya tendensi menurunnya benteng kebijakan kepada masyarakat lapisan bawah, membuktikan realitas kehidupan politik itu benar adanya. Sekarang Rakyat merasakan kekhawatiran akan politik, dimana tidak ingin terjadi seperti tahun kemarin. Misalnya krisis ekonomi dan sebagainya, dengan itu rakyat pasti memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap hal tersebut. Kondisi ini tentu dapat memprovokasi tingkah laku atau sikap yang saling percaya dikalangan masyarakat.
Bagi rakyat kualitas dan sikap dari keputusan politik tersebut sangat mudah jika dilihat dari berbagai hal, yakni setiap keputusan politik yang berdasarkan pancasila pastilah akan jadi induk bagi keadilan. Hal ini sangatlah signifikan karena seluruh keputusan politik yang diambil atau yang dihasilkan adalah keputusan yang mencerminkan atau merealisasikan pancasila. Pancasila memiliki kedudukan yang dapat menyesuaikan diri menghadapi berbagai zaman tanpa harus mengubah nilai fundamentalnya. Fundamental itu artinya bersifat dasar atau sesuatu hal yang penting dimana hal–hal itu tergantung pada apa yang dimilikinya.
Dengan demikian politik dalam kehidupan realitas dapat menjadi hal yang sangat lumrah jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya kita lihat dari realitas secara jelas, bahwa lewat foto diri, lewat media sosial, bahkan spanduk, baliho, serta nomor urut dan partainya. Kita melihat bahwa di Daerah – daerah yang terdapat gambar atau foto bakal calon partai politik, misalnya dilorong-lorong jalanan atau jembatan itu bisa saja bertebaran.
Kejadian seperti ini sebenarnya memvisualkan orang yang tidak percaya dengan skill yang dimiliki. Selain tidak percaya dengan skill yang dimilikinya, peristiwa yang sama menjelaskan hal yang sama selama ini bahwa peninjau kewenangan itu tidak pernah berbuat sesuatu yang baik untuk rakyat atau masyarakatnya. Kenapa demikian? Dosen Sosiologi Undana, Lasarus Jemahat mengatakan, “Maka, ketika kejadian politik tiba mereka harus mengeluarkan semua energi yang dimiliki, bahkan sampai pura-pura tersenyum sekalipun, agar rakyat dapat melihat serta menjatuhkan pilihannya”.
Contohnya seperti masyarakat mengatakan “Saya akan memilih bakal calon partai tersebut karena dia tersenyum melihat kami”. Itu salah satu contoh dimana politik menjalankan stategisnya agar rakyat mendukungnya.
Suara rakyat merupakan hal yang baik untuk melihat suatu gagasan atau ide antara kebijakan politik dan negara. Demikian kemanusiaan lebih penting dari pada politik dan dengan memanusiakan-manusia yang memiliki impian sama ingin selalu dihormati dan dihargai. Itu adalah ambisi mendasar dari seorang manusia, khususnya hanya ingin dihargai. (*)
Opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.