OPINI-Silaturahmi bisa mengikat persahabatan atau persaudaraan. Silaturahmi berarti mengunjungi atau bertemu dengan seseorang, sanak saudara atau bukan, untuk menjaga kekerabatan.
Perbedaan pendapat sering dijadikan alasan untuk merusak persahabatan. Permusuhan atas pilihan politik yang berbeda tidak ada gunanya. Jangan merusak hubungan dan persahabatan dengan memilih kandidat yang berbeda, tidak peduli seberapa besar perbedaannya. Meski pilihannya berbeda, kita tetap harus menjaga persahabatan. Dalam lingkungan masyarakat perbedaan memang sering kali terjadi, hal tersebut dapat dihadapi dengan meluruskan mindset bahwa perbedaan itu hal yang lumrah yang artinya setiap orang mempunyai opini yang berbeda termasuk dalam politik.
Jangan berdebat hanya karena berbeda pilihan, cukup sampaikan bahwa kita sepakat memilih pilihan yang berbeda. Hargailah pilihan setiap orang, jangan membatasi atau menyerang pilihannya karena hal tersebut akan membuat sakit hati dan memancing pertengkaran sehingga dapat memutus silaturahmi. Oleh karena itu sangat penting menjaga hubungan silaturahmi dan menghargai perbedaan pendapat dalam masyarakat yang sering kali terjadinya perbedaan pilihan dalam politik.
Keterlibatan masyarakat di politik adalah proses Pemilihan Umum (Pemilu) yang mana dengan adanya pemilu, masyarakat bisa menjadikannya sebagai sarana untuk menentukan arah kepemimpinan dalam negara atau daerah. Indonesia ialah negara demokrasi yang tidak dapat dipungkiri lagi ideologis dan faktualnya. Keharusan negara demokrasi terlihat dari diadakannya setiap lima tahun pemilu, mulai dari tingkat kota dan berakhir ditingkat pusat. Pemilihan ini dapat berupa pemilihan Gubernur, Presiden dan lain-lain. Sangat penting diadakannya pemilu agar dapat menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar mendekati kehendak rakyat.
Pemilu ialah salah satu sarana legitimasi dalam kekuasaan. Oleh karena itu, masyarakat harus menentukan pilihannya tanpa paksaan. Misalnya paksaan dari orang-orang atau kerabatnya. Meskipun demikian, masih ada masyarakat yang memilih sesuai dengan pilihan tetangga atau kerabatnya serta masih ada masyarakat yang memaksakan orang lain untuk memilih apa yang dipilihnya hanya karena agar orang yang dipilihnya disaat pemilu dapat menang.
Hal itulah yang perlu diubah dari pemikiran masyarakat bahwa memilih bukan sembarang memilih, artinya pilihlah sesuai dengan apa yang ada di hati nurani bukan memilih atas pendapat orang lain. Karena masyarakat dapat mencoblos dengan bebas, tanpa paksaan dari partai politik. Sehingga pemilu dapat terselenggara dengan lancar. Dengan demikian, pemilu yang damai dapat terselenggara dan memilih pemimpin yang bertanggung jawab.
Pasal 43 ayat 1 dan 2 Undang-undang Hak Asasi Manusia (HAM) No. 39 Tahun 1999 (HAM) berbunyi: “Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil”
Hukum memberi kita kebebasan untuk memilih. Jadi bagaimana perbedaan pilihan dapat merusak silaturahmi? Pada voting, sangat umum untuk memilih siapa yang terbaik berdasarkan pengamatannya, memilih pendapatnya sendiri dalam menilai seseorang.
Setiap orang memiliki hak untuk memilih siapa yang ingin mereka pilih dan hak untuk tidak memaksakan diri atau orang lain untuk memilih di luar kehendak mereka. Kita tahu pentingnya keramahan, tetapi Islam juga menyebutkan kebajikan seperti kemuliaan. Keutamaan ini dapat menjadikan seseorang sangat mulia di mata Allah SWT. Jika kita menjaga hubungan baik sesama manusia, Allah akan senang bahkan jika orang lain memutuskan untuk tetap berhubungan baik. Ini seperti memilih calon Presiden. Bahkan jika anda tidak memilih calon Presiden yang sama, tetaplah berhubungan.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa jangan memutus silaturahmi anda hanya karena perbedaan pendapat. Masyarakat cerdas adalah masyarakat yang tidak mengucilkan orang lain hanya karena berbeda pilihan dalam pemilihan umum. (*)
Opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.