MAKASSAR, PIJARNEWS.COM – Beberapa wilayah di Sulawesi Selatan merasakan dampak kekeringan akibat kemarau panjang dan fenomena dampak Elnino. Bahkan diprediksi dampak Elnino akan berlangsung hingga Februari 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV – Makassar Hanafi Hamzah saat ditemui di Kantor BMKG Sulsel, Jalan Prof. Abdurahman Basalamah No.4, Kelurahan Karampuang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Hanafi mengatakan, dampak itu dikarenakan bertepatan dengan puncak kemarau dan juga pengaruh Elnino.
“Jadi ada dua penyebabnya, puncak kemarau sendiri dengan puncaknya Elnino. Untuk bulan Agustus-September seperti sekarang,” ungkapnya, Jum’at (8/9/2023).
Hanafi menjelaskan, apabila Elnino terjadi pada musim kemarau, menyebabkan musim kemarau panjang dan tidak ada hujan.
“Dan ini sudah terjadi, di Kabupaten Jeneponto sudah 80 hari tidak terjadi hujan. Jadi kalau mau di cermati seluruh wilayah kita ini kering kerontang. Boleh dikata tidak ada hujan sama sekali,” katanya.
Dibandingkan dengan tiga tahun yang lalu 2020-2022, kata Hanafi, memang kemarau tapi masih terjadi hujan. “Jadi itu perbedaannya, karena memang sekarang ada fenomena Elnino, kemudian terjadi pada waktu musim kemarau menyebabkan kemarau yang panjang, kering dan tidak ada hujan,” bebernya.
Hanafi mengungkapkan, pengaruh Elnino diperkirakan akan terjadi sampai Februari 2024 masih terasa. “Kita perkirakan pengaruh Elnino sampai Februari 2024 masih terasa. Artinya apa, kemungkinan hujan itu akan terjadi pada akhir Oktober atau awal November sudah ada hujan, tapi sifatnya masih sangat kecil dan curah hujannya juga tidak terlalu deras pada November – Desember, karena pengaruh Elnino masih ada,” jelasnya.
Hanafi pun mengimbau kepada masyarakat, menghadapi kondisi ini agar lebih berhemat menggunakan air. “Dengan ketersediaan air hari ini yang paling utama kita berhemat. Mudah-mudahan kemarau dan Elnino ini lewat dan hujan sudah mulai turun,” ujarnya.
Reporter : Wahyuddin