PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare, angka kemiskinan pada 2020 di Parepare sebanyak 7.960 jiwa dan tahun 2021 turun sebanyak 7.930 jiwa, namun pada 2022 naik menjadi 8.010 jiwa.
Terkait hal itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Parepare melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Wahidin Syanur kepada Pijarnewscom, Rabu (19/10/2023) mengatakan, faktor umum yang menjadi penyebab diantaranya, faktor pendidikan yang rendah, kesehatan dan malas bekerja.
“Kemudian kemampuan SDM berkurang, sehingga dia tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga,” ungkapnya.
Sejumlah program penanganan kemiskinan telah dilakukan, salah satunya dengan menyalurkan bantuan baik dari Kementrian maupun APBD Daerah.
“Bantuan itu dalam bentuk tunai dan ada juga non tunai seperti Beras Sejahtera (Rastra) yang menjadi progam Wali Kota yang diperuntukkan bagi warga miskin,” ungkapnya.
“Bantuan juga berupa peralatan kerja dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan atau usaha lainnya,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot Parepare juga mengadakan pelatihan-pelatihan kerja, agar masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan dapat bersaing di dunia kerja.
Untuk kemiskinan, kata Wahidin, Soreang merupakan wilayah yang tertinggi angka kemiskinannya. Hal itu disebabkan penduduk nya yang cukup tinggi dan persaingan usaha yang ketat.
“Ditargetkan pada tahun 2024 nanti angka kemiskinan ekstrem sudah zero. Dan berharap ada kreatifitas yang tumbuh dari masyarakat untuk tetap dapat bertahan dan bersaing di dunia usaha, karena persaingan kini makin ketat,” tambahnya. (*)
Reporter : Faid Aqdas Syam (Mahasiswa PPL STAIN Majene)