MAROS, PIJARNEWS.COM – Taman Arkeologi Leang-leang adalah salah satu destinasi wisata yang populer di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tempat ini menawarkan wisata sejarah dan edukasi mengenai jejak kehidupan purbakala di masa lalu.
Dulu nama taman ini adalah Taman Prasejarah Leang-leang yang sudah berganti, tahun ini menjadi Taman Arkeologi Leang-leang. Luasnya kurang lebih 5 hektar dan di resmikan oleh menteri pariwisata Daus Yusuf pada 1980.
Taman Arkeologi tersebut adalah sebuah bentuk pengelolaan kawasan warisan budaya dan alam berbasis pelestarian yang menyajikan hasil kegiatan ilmiah kepada publik sebagai layanan informasi, interpretasi, edukasi, serta rekreasi dengan melibatkan masyarakat.
Taman ini juga merupakan kawasan arkeologis berupa bebatuan dengan dua goa prasejarah di dalamnya, yaitu Leang Pettae dan Leang Petta Kere.
Di tempat ini pengunjung bisa melihat jejak-jejak peninggalan manusia purba yang usianya mencapai ribuan tahun. Seperti lukisan telapak tangan di dinding gua, gambar babi rusa, hingga penemuan berbagai fosil dan artefak purba.
Objek wisata yang menyajikan pemandangan unik dan langka berupa bebatuan prasejarah. Bebatuan hitam yang terhampar tak beraturan, ukuran yang berbeda-beda dan memiliki bentuk dan tekstur yang berbeda membuat wisatawan tertarik untuk datang dan berkunjung ke tempat ini.
Salah seorang pemandu sejarah, Anwar saat di temui tim PIJARNEWS.COM mengatakan pengunjung yang datang setiap hari itu tidak hanya wisatawan lokal saja tetapi juga wisatawan mancanegara.
“Jadi untuk memperkirakan jumlah rata-rata pengunjung gabungan antara wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara itu estimasi sekitar 5.000 hingga 6.000 orang setiap bulannya,” ujarnya.
Mengunjungi taman arkeologi Leang-leang bisa menjadi pilihan untuk liburan akhir pekan bersama keluarga dan anak-anak. Sebab selain berwisata, di tempat ini juga bisa mengenalkan anak-anak dengan sejarah kehidupan purba masa lampau.
“Di sini kita bisa melihat jejak peninggalan sejarah dan kehidupan pada masa purba, ini juga bisa di jadikan tempat studi tour untuk para pelajar,” kata Fitri, pengunjung lainnya.
“Tempat ini juga sangat bagus untuk di jadikan objek untuk berfoto,” lanjut Fitri.
Selain harga tiketnya yang relatif murah. Tempat ini juga memiliki fasilitas yang menunjang kenyamanan pengunjung seperti gazebo, musholla, shelter, rumah adat, baruga, jalur tracking hingga toilet umum.
Penulis: Nurfahildha (Mahasiswa PPL IAIN Parepare)