PAREPARE.PIJARNEWS.COM—Mappalili merupakan acara tradisi adat yang patut dilestarikan. Bukan hanya itu, walau acara ini terbilang sederhana, tetapi masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan pemerintah bisa berkumpul bersama. Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, Akbar Ali saat menghadiri acara Mappalili musim tanam 2023/2024 di Sanggar Tani Galung Lompoe, Kelurahan Lemoe, Kecamatan Bacukiki, Parepare, Senin (20/11/2023).
Akbar Ali mengatakan, di balik kesederhanaannya, banyak pesan moral yang disampaikan, bahwa bagaimana kita bersama-sama menyaksikan ternyata kita ini butuh terhadap alam, dan alam pun butuh dengan kita.
Kepala Pusat Strategi Kebijakan Politik Hukum dan Pemerintahan Dalam Negeri di Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BKSDN) Kemendagri ini menekankan, kebutuhan manusia terhadap alam perlu dijaga seluruh elemen masyarakat. “Kebutuhan kita terhadap alam perlu kita jaga dan kita kelola baik-baik dengan tidak sewenang-wenang terhadap alam. Kemudian makna kedua adalah bahwa untuk memulai sesuatu sebaiknya kita melaksanakan sesuai tuntunan agama kita yaitu melaksanakan doa bersama,” pesan pria kelahiran Sidrap ini.
Dia mengaku sangat merindukan suasana seperti Mappalili, setelah selama 35 tahun berkarier di Jakarta. “Saya hampir 35 tahun tinggal di Jakarta. Bagi saya suasana seperti ini sangat mahal. Andaikan saya bisa berkantor di sini, saya berkantor di sini. Karena udara di sini paling sehat, beda dengan Jakarta polusinya tinggi,” ujarnya.
Mappalili ini adalah hasil dari rembuk Tudang Sipulung atau Tudang Laong Ruma sebelumnya yang menyepakati waktu musim tanam padi 2023-2024.
Turut hadir di acara Mappalili, jajaran pejabat Pemkot Parepare di antaranya Staf Ahli Halwatiah, Asisten I Dede Harirustaman, Asisten II Andi Ardian Asyraq, Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (PKP) Wildana, Kepala Dinas Kominfo, M Anwar Amir, Camat Bacukiki, Saharuddin beserta jajaran pejabat lainnya, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan kelompok tani.(adv/art)