INTERVIEW, PIJARNEWS.COM– Pijar: Apa yang bisa dilakukan untuk membangun demokrasi yang sehat?
Gamal: Salah satu PR kita bersama adalah membangun masyarakat yang sejahtera. Karena kalau masyarakat sejahtera dan teredukasi, mereka tak akan mudah terbeli. Makanya, kebijakan negara juga tak boleh menganut paham memiskinkan rakyat terus-menerus agar saat pemilu mereka gampang dibeli. Ini harus menjadi musuh bersama kita.
Pijar: Benarkah ada paham soal miskinkan rakyat agar mereka bisa dibeli saat pemilu?
Gamal: Saya pikir kita semua membaca dan itu harus menjadi pemahaman kita bersama. Itulah pentingnya untuk membaca ideologi partai sebelum kita memutuskan untuk bergabung.
Jangan tiba masa tiba akal. Tiba pemilu bergabung ke partai buat jadi caleg. Tapi harus dipahami betul garis perjuangannya. Dan itu sangat jelas di Golkar. Sejarah pendirian, asbabun nuzul pendirian Partai Golkar sangat jelas, sehingga tidak salah kalau kita membawa jargon, “Golkar Menang Rakyat Sejahtera.”
Pijar: Lalu bagaimana persiapan menghadapi 14 Februari yang boleh dikata sisa menghitung hari?
Gamal: Alhamdulillah, saya jalan terus bertemu masyarakat, para tokoh, pemuda, petani, nelayan, perempuan, dan semua kelompok masyarakat lainnya. Saya berdiskusi, menyampaikan pokok-pokok pikiran dan juga mendengar berbagai masukan sangat berharga dari mereka. Tentu ini sebuah perjalanan, perjuangan, yang seluruh rangkaiannya tentu menjadi ikhtiar bagi saya. Saya optimistis, terus bersemangat karena soal hasil itu biar menjadi urusan yang Maha Kuasa.
Pijar: Kami mendapat informasi bahwa sebelum menjadi anggota dewan, anda sudah membawa aspirasi tenaga pendidik ke DPRD Sulsel. Bagaimana itu bisa Anda lakukan?
Gamal: Itulah kelebihan kita di Partai Golkar yang memang sangat terbuka dan berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi rakyat tanpa mengenal tempat dan waktu. Kalau untuk kepentingan orang banyak, tanpa menjadi anggota dewan pun sudah bisa dilakukan. Tentu dengan mengontak dan berkomunikasi dengan kader-kader Golkar yang saat ini mendapat amanah baik di legislatif maupun di eksekutif. Kita sangat terbuka untuk saling membantu. Apalagi kalau saya juga sudah duduk di sana, tentu energinya menjadi lebih kuat. Daya dorongnya lebih powerfull.
Nah apalagi kalau Golkar menjadi pemenang pemilu, tentu kebijakannya akan lebih memprioritaskan perjuangan pada rakyat, kebijakan yang lebih berpihak dan lebih mensejahterakan.
Pijar: Mengapa dibawa ke DPRD Sulsel, bukan di DPRD Kota/kabupaten?
Gamal: Tentu kita melihat dari sisi kewenangannya. Kebijakan pemerintahan ini kan ibarat kue lapis. Jadi ada lapisan pertama itu di kabupaten/kota, ada di provinsi dan di pusat. Kebetulan karena tenaga pendidiknya ini kewenangan provinsi karena guru-guru SMA/SMK atau sederajat, maka dibawa ke DPRD Sulsel. Kalau SD-SMP ya memang kewenangan di kabupaten/kota.
Pijar: Bagaimana Anda melihat kondisi empat kab/kota di dapil setelah banyak berinteraksi dengan masyarakat?
Gamal: Tentu banyak aspek. Jadi bergantung pada aspek mana yang ingin kita lihat. Kalau bicara potensi ekonomi, saya pikir Parepare ini sebagai kota niaga dan jasa, maka tentu kita harus mendorong UMKM-nya. Saya pikir itu sangat penting, apalagi namanya kota.
Di Barru yang menonjol tentu masih sektor pertanian. Luas lahan sawah juga masih sangat memadai. Ini yang perlu didorong untuk berkontribusi banyak pada kesejahteraan masyarakat. Tentu juga ada aspek lain seperti maritim.
Di Pangkep, tentu yang menonjol selain kepulauan dan aneka potensinya, di darat juga masih ada pertanian dan perkebunan ditambah dengan potensi tambang. Tentu titik poinnya adalah bagaimana menjaga keseimbangan. Karena jangan sampai tambang misalnya merusak potensi lainnya.
Begitu juga dengan Maros, pertanian masih luas, potensi laut juga ada, dan tambang juga ada. Tapi yang unik dan butuh perhatian untuk terus dikembangkan adalah pariwisatanya. Objek-objek yang sangat indah tentu akan sangat baik kalau bisa dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (selesai)