Hening.
Malaikat datang mengetuk pintu dan bangun adalah bentuk kerelaanku melepas mimpi.
Tapi aku lebih menyukai kenyataan pahit.
Seperti kopi yang kuseduh dengan air mata orang-orang patah hati.
Percayalah, tak ada pahit yang abadi.
_
Tidak terasa, ya, sudah di awal tahun yang penuh doa dan harapan. Barangkali Tuhan sedang sibuk memilah doa mana yang akan dikabulkan. Kata guru kami dulu, doalah banyak-banyak, kalau tidak terkabul, bisa jadi akan dikabulkan di waktu yang tepat, mungkin bukan di dunia ini.
_
Misal kita merengek pengen jadi holang kaya, tapi Tuhan ogah kabulkan di dunia, khawatir jadi lupa daratan. Atau doa biar jadi syantik dengan kulit glowing seperti di iklan, tanda-tanda penuaan tersamarkan, komedo dan bekas jerawat lenyap, meski udah pake ini-itu, tidak ada yang berubah, wajah tetap demikian adanya. Positive thinking aja, mungkin Tuhan tidak ingin kita berbangga diri dengan itu.
_
Dalam sebuah obrolan ringan bersama beberapa teman, kami menyadari kalau terlalu banyak ngarep. Keinginan kita kadang terbentur dengan kehendak-Nya. Kita tidak menyukai sesuatu, sementara itu baik. Begitu juga sebaliknya.
Percayalah, tidak ada pahit yang abadi.
oleh
@Arianonaka