MAROS, PIJARNEWS.COM — Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kabupaten Maros, menggelar pelatihan mendongeng bagi para pengurus dan calon relawan pendongeng Maros di sekretariat Granat, Jalan Gladiol nomor 8 kelurahan Pettuadae, kecamatan Turikale, Minggu (19/2/2016)
Kelas mendongeng ini, menghadirkan seorang pendongeng profesional yang akrab disapa dengan Kak Heru sebagai pemateri tunggal. Selama lebih dari dua jam, alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini memberikan teori cara berdongeng serta penulisan cerita-cerita yang akan disampaikan dalam dongeng.
Ketua Granat Maros, Muhammad Bakri menjelaskan, hubungan antara mendongeng dengan narkoba itu sangat erat kaitannya. Melalui dongeng, orang tua atau guru dapat menanamkan nilai-nilai positif serta pengenalan tentang bahaya Narkoba kepada anak sejak usia dini.
“Kami ingin mensosialisasikan bahaya Narkoba kepada anak-anak sejak dini. Makanya, kami butuh cara yang efektif. Nah mendongeng ini adalah media yang sangat tepat untuk itu. Ini adalah pembekalan awal, nantinya pelatihan ini akan digelar berkelanjutan,” katanya.
Lebih lanjut, Bakri mengatakan, melalui kegiatan ini akan dibentuk komunitas pendongeng di Maros yang memang saat ini belum pernah ada. Diharapkan, dengan adanya komunitas pendongeng, budaya ini bisa kembali digalakkan oleh para orang tua kepada anaknya.
“Granat akan bekerjasama dengan komunitas pendongeng ini untuk turun bersama-sama ke sekolah-sekolah mensosialisasikan bahaya Narkoba ini dengan pendekatan metode seperti ini. Karena kami yakin, hal ini sangat efektif bagi anak-anak usia dini,” paparnya.
Ketua DPRD Maros, Chaedir Syam yang juga mengikuti langsung kegiatan ini mengatakan, sangat tertarik dengan model program sosialisasi anti Narkotika seperti ini. Pasalnya, selain membawa issu Narkoba kegiatan ini juga berupaya untuk menumbuhkan kembali budaya dongeng yang selama ini sudah ditinggalkan.
“Kegiatan ini sebenarnya tidak hanya persoalan sosialisasi Narkobanya, tapi lebih dari itu, akan menumbuhkan kembali budaya dongeng yang sudah punah di masyarakat kita. Padahal, budaya ini sudah terbukti berhasil membuat anak menjadi kaya dengan pesan moril serta imajinasi positif,” sebutnya.
Sementara itu, pendongeng yang pernah mewakili Indonesia di Festival Dongeng Internasional Korea Selatan, Herumawan alias Kak Heru mengatakan, sejak 2014 silam, pihaknya sudah sering membawakan dongeng dengan materi anti Narkotika kepada para siswa TK dan SD yang dikerjasamakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulsel.
“Dalam teori mendongeng, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Selain penguasaan alur cerita, cara menyampaikan dongeng inipun harus betul-betul diketahui karena yang kita hadapi adalam anak-anak yang memang sangat susah berkonsentrasi,” katanya.
Rencananya, kelas mendongeng ini akan kembali digelar bulan Maret 2017 mendatang. Melalui komunitas yang sudah dibentuk, kegiatan mendongeng dan pelatihan medongeng bisa lebih luas di masayarakat. Diharapkan, minat masyarakat Maros secara luas bisa tumbuh terhadap dongeng yang kini sudah mulai punah. (rls/ris)