PIJARNEWS.COM — Kamis, 28 Agustus 2014 silam, sudah hampir tiga tahun berlalu. Ingatan akan hari itu serupa foto jadul yang buram. Lelaki bersahaja, mantan presiden RI ke-3, BJ Habibie datang ke Parepare meresmikan sebuah ambisi di Kota Kelahirannya. Pendirian perguruan tinggi yang diberi nama ITH.
Acara peresmian dibuat meriah, pak Habibie ditemani Wagub Agus Arifin Nu’mang dan tuan rumah Taufan Pawe menekan tombol. Harapan membumbung, orangtua yang anaknya sementara SMA mulai membuat rencana-rencana. Mercusuar pendidikan menjadi tampak sangat masuk akal saat itu. Tapi… itu tiga tahun yang lalu.
Gedung ITH direncanakan berlantai 10, dan konon akan menjadi Sekolah Jurusan Komputer terbesar di Indonesia Timur. Lahan seluas 2 hektar disiapkan di Kecamatan Bacukiki.
Pada APBD 2014, pemerintah menguras Rp1,9 miliar. Membuka enam prodi, APBD 2016 digelontorkan Rp3,6 miliar, setiap prodi disiapkan Rp600 juta. Untuk memoles eks gedung DPRD dan Gedung Pemuda yang rencananya jadi kampus dan rektorat, pemerintah menggelontorkan Rp2 miliar
Harapan sempat kembali melambung saat Japan International Cooperation Agency (JICA) memberi harapan. Katanya akan mengajukan kerjasama pembangunan gadung kampus. Hal yang sama dilakukan Jica di Kampus Unhas di Kabupaten Gowa. Namun tidak ada kabar lagi setelah itu.
Pemerintah sesumbar, ITH siap menerima maba tahun 2016. Harapan warga kembali melambung. Berita penerimaan maba menghiasai media-media. Penulis yang saat itu masih jurnalis FAJAR, turut bersemangat memberitakan. ITH Siap Terima Maba, menjadi headline dihalaman nasional. Namun hingga akhir tahun, orangtua siswa yang bertanya-tanya dimana tempat pendaftaran akhirnya harus kecewa. Kampus tetangga tampak lebih realistis ditunggu rekrutmen-nya.
Seiring waktu berlalu, Sidrap sudah sukses mendirikan Akademi Komunitas Negeri, STIA Al Gazali Barru terus mewisuda sarjana-sarjana baru, kampus-kampus di Pinrang terus berbenah, Umpar baru saja meluncurkan Fakultas Hukum, STAIN sepertinya bakal lebih dahulu menyandang status Institut dengan naiknya status menjadi IAIN, bahkan Amsir berhasil meresmikan Rusun mahasiswa berkapasitas 100 kamar, lalu ITH ?
Semua yang semula optimis, berubah menjadi pesimis. Yang lebih bijak mengajak pemerintah untuk realistis. Karena yang diinginkan warga adalah berdirinya kampus baru, bukan janji-janji baru. ***
Bukan hadis tapi sahih
M Haris Syah (warga Parepare)