PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kesatuan Mahasiswa Nusantara (KSN) Kota Parepare, himpunan Mahsiswa Islam (HMI) Komisariat PGSD, Himaprodi Kampus V UNM, dan LPM Edupare, Selasa malam (15/5/2018), menggelar aksi solidaritas atas tragedi bom bunuh diri yang menelan sejumlah korban jiwa di Surabaya, Jawa Timur.
Aksi ini digelar di pelataran Monumen Cinta Ainun Habibie, Jalan Bau Massepe, Parepare, dan dikuti oleh puluhan mahasiswa, tokoh masyarakat, dan komunitas lintas agama. kegitaan ini diisi dengan rangkain pembakaran lilin perdamain, tanda tangan partisipan, doa lintas agama, paduan suara, orasi kebangsaan, dan puisi.
Dalam orasi serta puisi yang dibacakan secara bergantian ini, para peserta mengungkapkan duka mendalam serta menyuarakan pendapatnya melalui orasi berupa kecaman terhadap aksi terorisme yang menimpa Kota Pahlawan Surabaya.
“Melalui kegiatan yang digelar oleh beberapa mahasiswa dari berbagai kampus ini, ikut mengungkapkan bela sungkawa dan duka mendalam atas peristiwa yang menimpa para korban bom surabaya, dalam kegiatan ini kami menyatakan bahwa menolak tindak teroris yang tidak berprikemanusian,” kata Herman Tamrin, salah seorang dosen yang ikut dalam aksi ini.
Lebih lanjut dikatan, dalam momentum ini diharapkan semua elemen baik tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, serta mahasiswa, untuk tetap bersatu membantu Polri untuk tetap mengamankan negeri ini.
Ketua Umum Himaprodi Kampus V UNM Parepare Ardiansyah, saat ditemui awak media disela acara Aksi Solidaritas untuk Surabaya mengatakan, kegiatan ini sendiri digelar Komunitas Mahasiswa Nusantara (KMN) bekerjasama dengan segenap elemen mahasiswa termasuk Himaprodi.
“Perkembangan ajaran radikal semakin mengkhawatirkan. Jangan sampai mesjid dan musalah kampus dikuasai ustaz-ustazah berlabel Islam tapi berpaham radikal ekstrim, yang senang menuduh kafir, bid’ah, bahkan menghalalkan darah orang lain yang tak sepaham dengannya. Ini sangat berbahaya,” ujarnya.
Aktivis HMI itu berharap, pengawasan atas konten konten kajian atau tarbiyah harus diperketat dilingkungan kampus. Lebih dari itu, ia mengajak lembaga mahasiswa Islam seperti HMI, IMM maupun PMII memgambil peran yang lebih besar didalam kampus guna membentengi mahasiswa dari ajaran berbahaya itu.
“Paham radikal yang mengarah ke terorisme sudah harus dilawan bersama-sama. Acara malam ini salah satu bentuknya. Didalam kampus, kita harus kembali ke mesjid, menggiatkan Islam yang moderat dan toleran, memperkuat Pancasila, bela negara, menebarkan Islam Nusantara yang rahmatan lil alamin dan mengajarkan kasih sayang,” tandasnya.
Sehari sebelumnya, Himaprodi Kampus V UNM telah menggelar acara serupa. Mereka menggalang petisi dan tandatangan ratusan mahasiswa yang isinya menolak tegas aksi terorisme. Mereka mengajak mahasiswa berperan aktif mengawasi aktivitas lingkungan kampus yang mengarah kepada ajaran terorisme dan radikalisme. (abd)