Nabiullah Khidir, sosok nabi yang pada mukaddimah buku Misteri Nabi Khidir yang ditulis Ibnu Hajar al-Asqalani digambarkan merupakan sosok penuh hikmah, nyeleneh (tidak serius alias santai), dan penuh rahasia. Menariknya Nabi ini tak masuk dalam formasi 25 Nabi dan Rasul yang populer serta namanya tak tersebutkan dalam Al Qur’an namun selalu menjadi pembicaraan manusia.
“Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan ilmu dari sisi Kami,” Surah Al Kahfi.
Seperti halnya pada ayat tersebut diatas Nabiullah Khidir dipercaya merupakan asosiasi dari kata hamba yang disebutkan itu. Dilanjutkan dengan kisah Nabi Musa yang melakukan perjalanan dengan Nabiullah Khidir. Beberapa ulama meyakini bahwa perjalanan Nabi Musa kala itu adalah perjalanan Bathiniyah, antara dirinya dan dirinya yang lain.
Terlepas dari sosok Nabiullah Khidir yang penuh rahasia itu. Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Kota Parepare, Kyai Hannani pada peringatan turunnya Lailatul Qadr, 17 Ramadhan 1439 H di Mesjid Raya Parepare menyampaikan pandangan dari beberapa penafsiran dan kitab.
“Tanassalul malaikatu warruh,” turunnya malaikat dan ruh pada ayat tersebut pada malam kemuliaan memiliki penafsiran berbeda dari Ulama. Ada yang meyakini bahwa ruh yang turun menyertai malaikat pada malam itu adalah Malaikat Jibril, ada pula yang yakin bahwa ruh yang datang itu adalah Nabiullah Khidir. Hamba yang dimuliakan Allah Swt dan dipercaya hidup hingga saat ini.
Pada Kitab Riyadhus Shalihin kisah orang-orang shaleh, memang tidak sedikit kita temukan orang-orang misterius yang entah datang dari mana dan muncul tiba-tiba kepada orang-orang tertentu yang dikhendakiNya. Orang-orang misterius dalam catatan itu dipercaya merupakan penjelmaan dari Nabiullah Khidir. Selain datang membawa kabar gembira ia juga kadang datang menyampaikan peringatan.
Pada catatan-catatan kitab, sepertihalnya termaktub dalam Fathul Al Bahr yang penulisnya juga adalah Ibnu Hajar al-Asqalani. Nabiullah Khidir hanya bisa ditemui oleh orang-orang tertentu dan yang sesuai kehendakNya. Siapakah orang-orang itu? Apakah kita telah termasuk? Atau jangan-jangan kita sudah bersua namun tak sadar.
Sebelum saya ceritakan sebuah kisah, ada baiknya pertanyaan ini terjawab; Untuk apa kita bersua dengan Nabiullah Khidir? Selain untuk ditemui dan didoakan oleh Nabiullah Khidir (dipercaya doa Nabiullah Khidir maqbul atas permintaan apa saja), ternyata orang yang ditemui dan didoakan Nabiullah Khidir itu juga merupakan manusia yang dimuliakan Allah Swt. Kisah penjual dan tapenya yang tumpah ini semoga bisa menjadi pengantar untuk mengetahui syarat agar dapat bersua atau mendapatkan kunjungan juga doa Nabiullah Khidir.
Pada suatu masa, hiduplah seorang ibu penjual tape yang setiap hari menunaikan shalat subuh terlebih dahulu di Mesjid lalu ia mengejar angkot terakhir untuk menuju ke pasar. Setiap hari rutinitas itu ia lakukan, hingga tibalah suatu hari ia terburu-buru menyelesaikan shalat subuhnya di Mesjid lalu berlari sambil menjunjung tape diatas kepalanya mengejar angkot terakhir untuk menuju ke pasar. Tiba-tiba sebelum mendapati angkot itu, sebongkah batu menghalangi kakinya hingga ia tersandung, jatuh. Begitu juga dengan seluruh tape yang ada pada junjungannya ikut jatuh dan tumpah. Kekesalan ibu itu tidak dapat ia bendung, kemarahannnya membuncah. Setiba di rumah ia memukul pintunya dengan sangat keras, saat mendapati suaminya, ia marahi suaminya yang tak ada salahnya. Ia dapati anaknya ia marahi juga anaknya. Begitu marahnya ibu ini, kucingnya yang melintas slow juga ikut dimarahinya. Dan hingga akhirnya puncak kemarahannya ia tumpahkan kepada penciptanya, ia juga memarahi Allah Swt.
“Ya Allah…. Kenapa bisa Engkau berikan saya cobaan seperti ini. Padahal saya ini ya Allah setiap subuh shalat terlebih dahulu di mesjidMu lalu menuju ke pasar. Saya ini ya Allah one day one juz Al Qur’an, saya ini ya Allah setiap hari sedekah, setiap hari berbuat baik, kenapa bisa Engkau berikan saya cobaan seperti ini ya Allah, kenapa tidak pada orang lain,” ungkap ibu itu dengan suara yang penuh amarah.
Tiba-tiba dalam kemarahannya itu ada orang yang datang mengetuk-ngetuk pintunya, seorang penjual tikar. Ia menawarkan barang dagangannya, lalu penjual itu tiba-tiba berkata; “untung ibu tidak ikut angkot tadi subuh itu, dijalan tadi angkot itu kecelakaan dan semua penumpangnya meninggal”. Tiba-tiba ibu itu tersadar lalu tersentak. Setelah itu ia tidak melihat penjual tikar yang telah pergi dan menghilang seketika.
Ibu penjual tape itu lalu mengecek kebenaran informasi penjual tikar yang tidak ia kenal. Ia bertanya ke beberapa orang dan ternyata kabar itu benar. Betapa bersyukurnya ibu itu dan keluarganya mengetahui kenyataan tersebut. Namun dirinya merasa telah keterlaluan atas buruk sangka yang telah ia lakukan terhadap ketetapan Allah Swt. Setelah itu ia shalat tobat dan mengakui kesalahannya dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Menerima dengan ikhlas setiap ketetapan Allah setelah mengusahakan yang terbaik adalah syarat dari sekian untuk mendapatkan kemuliaan Allah Swt. Dan diantaranya adalah pertemuan dengan Nabiullah Khidir yang diutus Allah Swt untuk memuliakan hambaNya. Adakah kemulian selain kemulian Allah Swt? (cukup dijawab dalam hati).
intansurullah yansurukum, (apalagi kalau kita bisa melihatNya)
@ibrahlaiman
Muhammad Ibrahim Leman