Noe vokalis Letto, mengunggah selumbar rangkuman sebuah buku yang berjudul Membunuh Indonesia. Pada caption itu Noe ‘Ruang Rindu’ memberikan gambaran sederhana perihal bagaimana manusia yang tidak Indonesias berupaya menghabisi sumber daya alam negeri ini dengan memperjuangkan sumber daya alam negeri lain.
Hal itu berlangsung dengan berbagai cara, mereka terbiasa menghalang-halangi proses produksi yang baik di negeri ini, hingga menggembosi produk dalam negeri dengan citra buruk. Begitu juga merusak generasi muda dengan berbagai hal. Diantaranya membuat generasi penerus bangsa ini apatis, acuh pada apa yang terjadi disekitarnya. Termasuk yang paling sederhana menjadi golongan putih (Golput) dan memilih untuk tak memilih pemimpin.
Pada masa-masa politik yang diikuti tuntutan kepada setiap warga Negara menggunakan hak pilihnya. Tak jarang kita temukan warga negera dengan sikap acuh, tak ingin terlibat dan juga tak menggunakan hak pilihnya dengan berbagai alasan. Sebab itu putra pendiri Pesantren Gontor, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA., M.Phil menyampaikan tinjauan terkait sikap sedemikian itu.
“Jika Anda tidak mau ikut Pemilihan Umum (Pemilu) karena kecewa dengan Pemerintah, Anggota DPR, atau Parpol Islam. Itu hak Anda. Tapi ingat jika Anda dan jutaan yang lain tidak ikut Pemilu, maka jutaan orang fasik, sekuler, liberal, atheis, dzolim akan ikut Pemilu untuk berkuasa dan menguasai kita. Niatlah berbuat baik meskipun hasilnya belum tentu sebaik yang engkau inginkan,” jelasnya.
Syekh Yusuf al Qardhawi, Ulama dari Mesir ini merupakan Mujtahid juga Ketua Majelis Fatwa yang terpercaya. Ulama yang telah hafal Qur’an pada usia 10 tahun ini memiliki pandangan perihal bagaimana sebaiknya dalam memilih pemimpin. Setidaknya terdapat tiga unsur pertimbangan sebelum memilih pemimpin;
Jika semuanya baik, pilihlah yang paling banyak kebaikannya.
Jika ada yang baik dan ada yang buruk, pilihlah yang baik.
Jika semuanya buruk, pilihlah yang paling sedikit keburukannya.
Semuanya kembali pada kemaslahatan dan kemanusiaan, mengajak bukan mengejek, menginspirasi bukan memprovokasi. Dintara wujud kasih sayang adalah kebijakan demi kemaslahatan dan kemanusiaan. Kebijakan dari pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya, memanusiakan manusia, dan mensejahterahkan masyarakat bisa sangat mungkin menjadi amal jariyah bagi kita. Begitu juga dengan memilih Pemimpin yang baik.
27 Juni 2018, Ayo Nyoblos Baru Ngopi
Ibrah la iman