PAREPARE, PIJARNEWS.COM – Upaya pemberantasan penyakit Tubercolosis (TB) terus digalakkan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Baik itu oleh Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan maupun lembaga sosial seperti TB Care Aisyiyah Parepare.
Koordinator Program Sub Sub Reapient (SSR) TB-HIV Care Aisyiyah, Muhammad Kasman menilai, pemberantasan dan pencegahan penyakit TB ini bisa dilakukan jika sinergitas antara lembaga pemerintahan dan lembaga sosial berjalan dengan baik.
Karena itu, lanjut Kasman, TB Care kini menjajaki kerjasama dengan Lazismu dan Lazisnu untuk pemberantasan penyakit tuberkolosis ini.
“Kami terus bergerak untuk melakukan upaya sinergitas antar lembaga. Salah satunya kami menggelar kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa 31 Juli 2018 di Hotel Kenari.
SSR TB Care Aisyiyah mengajak beberapa lembaga Filantrophy untuk peduli terhadap TB seperti LazisMu, LazisNu dan Perwakilan Bank Mandiri, YLP2EM, Baznas dan sejumlah lembaga lainnya,” kata Kasman kepada Pijarnews.com, Jumat 3 Agustus 2018.
Kegiatan tersebut, sambung Kasman, dimaksudkan untuk memberikan support kepada Pasien TB terutama dalam hal pemberdayaan, pemberian tambahan nutrisi, dan pemberian transport pengobatan.
“Bukan hanya itu, kami menggupayakan untuk memperbaiki rumah pasien yang kurang mampu dan memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak penderita TBC. Sebab orang tuanya tidak bekerja karena sedang dalam masa pengobatan,” tandas Kasman.
Saat ini, kata Kasman, Tim TB Care Aisyiyah akan membantu memfasilitasi, mengadvokasi serta mengajak media untuk peduli terhadap penyakit tuberculosis.
Selain dari lembaga filantrophy yang disebutkan tadi, kegiatan tersebut juga dihadiri Koordinator SR TB Wahriyadi dan dibuka Ketua Pimpinan Daerah Aisiyah (PDA) Hj A Hikmah.
Sementara itu, pengelola program TB Dinas Kesehatan (Dinkes) Parepare, Bakri mengatakan kasus TB pada tahun 2018 diperkirakan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.
“Pada tahun 2017 ada 336 kasus TB yang kita temukan. Untuk semester satu tahun 2018 kini sudah ada 202 kasus. Diprediksi hingga Desember mendatang akan meningkat menjadi 400 kasus. Hal itu karena tahun lalu kami hanya mengambil data dari puskesmas dan rumah sakit yang diajak kerjasama. Namun tahun ini, kami menyisir semua data mulai dari puskesmas, RS, dan dokter praktek,” ungkap Bakri dilansir salah satu media online.
Untuk menekan jumlah TB kata dia, semua pihak harus terlibat dan peduli.
“Bagi masyarakat yang punya keluarga mengalami batuk satu sampai dua minggu disarankan segera membawa pasien untuk periksa ke Puskesmas. Karena satu orang yang mengidap TB bisa menularkan 10 sampai 15 orang. Untuk pengobatan TB ini mulai dari 6 bulan, bahkan sampai 2 tahun. Kemudian, disarankan senantiasa menjaga pola hidup sehat, rajin berolahraga, dan ventilasi rumah harus ada,” ujar Bakri.
Bakri menambahkan, seluruh Puskesmas dan RS di Parepare menerima pasien yang mengidap TB. “Petugas Puskesmas juga akan turun langsung ke rumah pasien yang terindikasi TB guna melakukan survei dan investigasi. Apakah ada orang lain yang tertular atau tidak. Jika ada, maka akan dilakukan penanganan pihak puskesmas. Tindakan ini dilakukan agar penyakit TB tersebut tidak menular ke prang lain,” tutup Bakri. (*)
Editor : Alfiansyah Anwar