DONGGALA, PIJARNEWS.COM — Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda wilayah Donggala, Palu, dan Sigi, Sulawesi Tengah membuat sejumlah infrastruktur vital rusak. Salah satunya jaringan listrik. Kondisi ini membuat para korban semakin kesulitan lantaran tidak terpenuhinya kebutuhan listrik seperti lampu penerangan serta charger handphone.
Hal inilah yang mendasari Canny Frangky Deddy Watae, seorang Sarjana Tekhnik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar membantu para korban. Salah satunya membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu, Canny juga membuat pembangkit listrik alternatif yang ia beri nama PLTeMan atau Pembangkit Listrik Tenaga Manusia yang terbuat dari alternator mobil yang dirakit ke bodi sepeda bekas, serta
bantuan komunikasi publik berupa pemancar FM skala kecil (opsional).
Dalam akun facebook miliknya, Canny mengungkapkan jika nantinya panel-panel tenaga surya ini akan dipasang di beberapa titik pengungsian serta fasilitas umum seperti Puskesmas.
“Fokus bantuan kita pada penyediaan tenaga listrik darurat. Banyak lokasi yang hingga saat ini tanpa listrik. Donasi bantuan dana dari kawan-kawan semua telah berwujud, berupa perangkat panel surya, lampu tenaga surya hemat energi, serta charger ponsel tenaga surya,” ungkap Canny dalam akun facebook miliknya.
Lebih lanjut Canny mengatakan, pasca bencana gempa dan tsunami, selain bantuan logistik bahan pangan dan sandang di kawasan bencana Palu-Donggala juga sangat membutuhkan bantuan penyediaan daya listrik kecil-kecilan, minimal untuk kebutuhan charging ponsel dan lampu penerangan.
“Kebetulan bidang ini saya kuasai dengan baik. Untuk itu perkenankan saya secara pribadi mohon izin dan bantuan rekan-rekan facebook untuk donasi pengadaan perangkat,” kata Canny.
Ide ini berawal, kata Canny, dari salah seorang kawannya yang bertugas sebagai operator layanan satelit (vsat) yang mengontaknya untuk kemungkinan saling bantu di lapangan. Dimana perusahaan operator layanan satelit ini, berencana akan menggelar layanan internet dan telepon satelit.
“Kendalanya ada dipenyediaan tenaga listrik. Jadi, rencana bantuan yang saya deskripsikan, dapat menjadi alternatif penyediaan listrik untuk layanan mereka juga,” kata Canny.
Bak gayung bersambut, Canny mencoba mnggalang donasi melalui rekening pribadinya. Tak disangka donasi yang masuk datang dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri.
“Mekanismenya melalui transfer dana. Setiap dana yang masuk akan saya publish terbuka di wall ini. Jika berkenan, akan dicantumkan lengkap dengan nama pemberi donasi. Jika memilih anonim, saya akan beri kode nama anonim sebagai wadah untuk pengecekan transparansi,” jelas Canny.
Canny mengatakan, untuk mengantar kebutuhan perangkat panel tenaga surya serta kebutuhan lainnya, tentu bukan perkara mudah, lantaran banyaknya aksi penjarahan yang terjadi di sepanjang wilayah Donggala hingga Palu jika melalui jalur darat. Beruntung misi bantuan kemanusian ini mendapat support berupa pengangkutan lewat jalur laut.
“Puji syukur Alhamdulillah terbuka jalan untuk saya berangkat lewat laut. Mobil pengangkut bantuan kita akan menumpang kapal RoRo KM Aishakamilah milik PT Bumi Lintas Tama milik Kalla Group. Kapal sandar di Makassar 5 Oktober dan berangkat 6 Oktober 2018. Estimasi tiba pada 7 Oktober 2018.
Canny Watae mengatakan, panel pembangkit listrik tenaga surya ini sudah terpasang di salah satu Puskesmas di wilayah Donggala dan sudah digunakan oleh warga setempat. (*)
Penulis : Abdillah MS
Editor : Alfiansyah Anwar