ISTANBUL, PIJARNEWS.COM — Selasa, 2 Oktober 2018. Di depan Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki. Jamal Khashoggi menitip ponselnya ke Hatice Cengiz, tunangannya. “Kalau terjadi apa-apa, telepon Yasin Aktay. Dia penasihat Presiden Erdogan. Dia akan membantu,” bisik Khashoggi ke Hatice.
Dia pun melangkah masuk ke arah konsulat. Dia melihat jam apple-nya, menunjuk ke angka 14.30 siang.
Sejenak Khashoggi berbalik. Dia tersenyum ke arah Hatice. “Sampai ketemu sayang,” ujarnya.
Khashoggi masuk ke konsulat untuk mengurus dokumen perceraiannya dengan istrinya terdahulu. Kolumnis Washington Post itu akan menikahi Hatice dalam waktu dekat.
Khashoggi adalah wartawan kelahiran Saudi. Dia hijrah ke Amerika Serikat, setelah diburu kaki tangan Pangeran Mohammed bin Salman, putra mahkota Saudi. Itu setelah dia kerap melontarkan kritikan pedas kepada calon raja Arab itu.
Sampai menghilang di balik pintu, Hatice terus memandangnya. Dia lalu menunggu dengan sabar, karena sore itu, dia rencana makan malam bareng orang tuanya, sembari lebih mendekatkan ayahnya dengan Khashoggi.
Sayang, penantiannya sangat panjang. Karena Khashoggi tak pernah kembali lagi. “Dia tak pernah muncul lagi. Padahal dia pergi hanya untuk selembar kertas, tapi dia mengantar nyawanya, dia dibunuh,” ujar Hatice Cengiz menangis, sebagaimana dilansir dari Middle East Eye.
Di balik pintu, Khashoggi dihadapi Maher Mutreb. Salah satu anggota tim yang diutus Pangeran Mohammed. Di sampingnya ada Salah Al-Thubaigi, dokter forensik. “Anda harus ikut kami ke Saudi,” ujar Mutreb.
“Anda akan memaksa saya? Anda akan menculik saya?” tanya Khashoggi.
“Kalau iya kenapa?” kata Mutreb lagi.
“Di luar sana, ada wanita menunggu saya. Dia sudah saya suruh hubungi penasihat Presiden Erdogan kalau ada apa-apa dengan saya,” ujar Khashoggi dengan nada tinggi.
Suara Khashoggi yang meninggi membuat Mutreb Cs panik. Ada 15 orang di dalam. Sebagian memegangi Khashoggi sebagian membekap mulutnya.
Sayang, bekapan dan cekikan itu, membuat Khashoggi tewas.
Tim yang panik, lalu menggulung jasad Khashoggi dengan karpet dan membuangnya ke luar kota.
Sementara Salah al-Thubaigi membersihkan lokasi dari sidik jari.
Kisah itu berdasar versi Kerajaan Saudi yang dibeber salah seorang pejabat negara kaya minyak itu. Seperti dilansir Middle East Eye.
Lain lagi versi penyidik Turki. Dilansir dari media setempat, Yesfak, penyidik mengaku mendapatkan rekaman dari jam tangan cerdas Khashoggi.
Rekaman yang dikirim ke ponselnya yang ada di tangan Hatice memperdengarkan adanya suara bentakan. Suara Khashoggi dan Mutreb.
Kemudian Khashoggi dibekap lalu disuntik bius. Kala bius belum bekerja baik, Mutreb cs, memotong jari Khashoggi satu-satu.
Lalu diseret ke meja Konsul Jenderal Saudi, Mohammed al-Otaibi. “Jangan lakukan di sini. Kalian hanya membuat saya susah,” ujar suara yang diyakini sebagai Otaibi.
“Diam, atau saya habisi kamu kalau pulang ke Saudi,” bentak suara yang diyakini Mutreb.
Lalu terdengar suara yang diyakini Salah al-Thubaigi. “Kalau saya biasanya memotong daging, saya melakukannya sambil dengar musik. Mungkin kalian bisa mencobanya,” ujar Thubaigi.
Saat itulah, penyidik Turki percaya, tubuh Khashoggi dimutilasi.
Saudi sendiri membantah keterlibatan Pangeran Mohammed. Menurut pejabat Arab Saudi, Pangeran Mohammed hanya memerintahkan menangkap dan membawanya ke Saudi, bukan membunuhnya.
Karenanya, Saudi menangkap 18 orang, juga memberhentikan 5 pejabat, termasuk memecat al-Otaibi sebagai konsul jenderal.
Saat ini, polisi Turki masih mencari jasad Khashoggi, untuk membuktikan apakah dia dibunuh dengan dicekik atau dimutilasi. (*/awd)