TORAJA UTARA, PIJARNEWS.COM — Kasus kekerasan siswa di SMA Barana, Toraja Utara mencoreng wajah dunia pendidikan di kabupaten itu. Orangtua korban menilai pihak sekolah lalai dalam mengawasi siswa.
“Ini adalah aksi premanisme, bukan tindakan yang selayaknya dilakukan oleh SMA unggulan. Mental sekolah ini sudah bobrok!,” kecam salah seorang orantua siswa, Martinus R.
“Bayangkan pak, anak kami di keroyok 32 orang seniornya, mereka disekap, pintu di kunci dan mereka beramai-ramai melakukan pemukulan. Anak kami mukanya memar-memar akibat pukulan. Kami menyekolahkan mereka disini supaya pintar, bukan supaya dipukuli,” sindirnya.
Orangtua siswa meminta pihak SMA Barana menindak tegas para siswa yang melakukan pemukulan. Sementara orangtua para pelaku mengaku setuju jika anak mereka diberikan tindakan tegas. Salah satunya Johanis, orangtua siswa yang anaknya diketahui ikut megeroyok.
“Sebenarnya dia hanya ikut-ikutan dengan teman kelasnya. Tapi kami sebagai orangtua berharap ini diselesaikan sesuai aturan. Mereka harus dididik agar peristiwa ini tidak terulang. Kami juga tidak ingin anak kami menjadi siswa bermental arogan,” tandasnya. (juf/ris)