PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Menderetkan tujuh gelar akademik di depan dan di belakang nama bukan hal mudah. Mulai dari jenjang strata satu hingga strata tiga. Ini tentu butuh perjuangan yang tidak ringan. Sebab mengorbankan waktu, uang, dan kerja keras.
Namun berbeda dari kebanyakan orang, DR Rasidin Calundu, M.Si, M.Kes (54) menyandang tujuh gelar pendidikan. Ini diklaim sebagai pencetak rekor pertama di Kota Parepare dalam dunia pendidikan.
Rasidin mengaku sangat menghargai pendidikan. Dia haus akan ilmu pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, Rasidin menyandang gelar sarjana sebanyak 4 kali dan 2 kali menyandang gelar magister.
“Saya hanya berpikir setelah menekuni yang namanya ilmu, saya merasa seakan-akan masih kurang. Karena itu, saya terus berupaya melanjutkan pendidikan agar berguna bagi pribadi dan bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya saat berbincang dengan PIJARNEWS usai salat duhur berjamaah di Masjid Al Ashar, Islamic Centre Parepare, Senin 10 Desember 2018.
Adapun gelar yang kini disandang Rasidin yakni Sarjana Keperawatan, Sarjana Kesehatan, Sarjana Ilmu Politik, dan Sarjana Pendidikan. Sedangkan titel S2 yakni Magister Kesehatan Konsentrasi AKK dan Magister Sains, Konsentrasi Publik. Tak hanya itu, Rasidin juga sudah menyandang gelar Doktor Administrasi Publik. Ia merupakan lulusan UNM Makassar. Tak puas dengan titel dan gelar tersebut, Rasidin kembali mencita-citakan gelar S3 yang kedua.
Di balik perjuangannya dalam dunia pendidikan, mantan Direktur Rumah Sakit Lauleng Parepare ini, memiliki tiga prinsip. “Jika sedang bersekolah, kita harus sabar, sering bertafakur kepada Allah Subhana Wataala dan senantiasa tekun menuntut ilmu,” ungkap Rasidin.
Dari perjalanannya di dunia pendidikan dan berhasil memiliki begitu banyak gelar, Rasidin hanya menginginkan adanya dunia baru. Agar bisa memanfaatkan ilmu yang ada untuk berbagi ke orang lain.
Meski banyak gelar, namun semua ongkos untuk biaya pendidikannya diambil dari uang pribadi. “Alasannya, saya tidak ingin membebani negara dengan mendapatkan beasiswa. Dalam artian, saya tidak mau adanya ikatan yang kadang tidak sesuai dengan keinginan,” kata Rasidin.
“Alhamdulillah saya menggunakan uang pribadi semua. Kalau ada beasiswa pasti ada ikatan dengan pemerintah, dalam artian apabila ada sesuatu yang diinginkan pemerintah belum tentu menyetujuinya,” tambah Staf Dinas Kesehatan Parepare ini.
Selain sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Rasidin juga kini aktif menulis buku dan jurnal internasional di bidang kesehatan. Saat ini, Rasidin juga menjadi tenaga pengajar atau dosen di tujuh perguruan tinggi di Sulawesi Selatan. “Menjadi tenaga pengajar itu amal jariah. Sehingga persoalan honor atau gaji bukan menjadi persoalan,” ujar Ketua Persatuan Sepak Takrow Indonesia (PSTI) Cabang Parepare dan pecinta ayam gagak ini.
Tujuh perguruan tinggi yang ditempati mengajar Rasidin yakni Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Fajar (Unifa), Stikes Panakkukang, STAI Al Gazali dan Stikes Baramuli.
“Saya sudah cukup lama bergerak di bidang birokrasi. Mulai terangkat jadi PNS di tahun 1986. Hanya berselang beberapa tahun sekitar tahun 1989, saya menjabat salah satu bidang di Dinas kesehatan Kota Parepare,” ujar ayah lima anak ini.
Rasidin awalnya terangkat sebagai Kepala Sub bagian Penyuluhan Langsung Dinas Kesehatan Parepare, kemudian menjabat sebagai Kabag Umum Dinas Kesehatan. Setelah itu menjadi Kepala Seksi dan mejabat sebagai Direktur Rumah Sakit Lauleng Soreang Parepare selama sembilan tahun. (*)
Penulis : Hamdan
Editor : Alfiansyah Anwar