SIDRAP, PIJARNEWS.COM — Setelah berhasil menyelenggarakan workshop Satu Guru Satu Buku (SGSB) awal Februari ini, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sidrap kembali terpilih sebagai salah satu penyelenggara Gerakan Literasi Sekolah (Gelis). Kegiatan ini dilaksanakan Pengurus Pusat IGI secara serentak di 100 titik se Indonesia.
Penunjukan Sidrap sebagai tuan rumah Gelis menjadi kebanggaan tersendiri buat Sidrap dan pengurus IGI.
Di Kabupaten Sidrap, titik pelaksanaan Gelis ditetapkan di UPT SMP Negeri 1 Watang Pulu dengan merekomendasikan Suhaemi sebagai nara sumber. Sedangkan Dirlan sebagai moderator video conference (Vicon).
Kegiatan ini terbilang spektakuler, karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy akan membuka kegiatan dan menyapa peserta didik melalui vicon.
Kegiatan yang dihadiri 100 siswa tersebut turut dihadiri Ketua IGI Sidrap dan beberapa jajaran pengurusnya. Hadir pula Kepala UPT SMP Negeri 1 Watang Pulu Haeruddin yang menjamu kehadiran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidrap, Nurkanaah.
Dalam sambutannya, Nurkanaah memotivasi siswa untuk menulis. Apakah itu tulisan dalam bentuk cerpen, puisi ataupun karya tulisan lainnya. Selain itu, lanjut Nurkanaah, siswa juga harus mempersiapkan diri menghadapi era industri 4.0 (Four point Zero). Tentunya dengan menguasai teknologi dan menanamkan jiwa enterpreneurship sejak dini.
“Kegiatan literasi seperti ini tentu menjadi bagian dari upaya tersebut. Karena bisa jadi, buku yang dihasilkan nantinya oleh siswa akan bernilai ekonomi. Tulisan bermutu yang dikirim ke media massa dan layak terbit tentu akan dapat bayaran,” tandas Nurkanaah kepada wartawan, Kamis 14 Februari 2019.
Ia berharap kegiatan Gerakan Literasi Sekolah ini diterapkan di seluruh sekolah di Sidrap.
“Sebab, gerakan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai pernah menjadikan Sidrap masuk urutan ke-4 sebagai kabupaten literasi di Indonesia,” ujar Nurkanaah.
Kini, lanjut Nurkanaah, Dinas Pendidikan akan mendorong budaya menulis kepada siswa. “Jadi segala yang diketahui siswa dari aktivitas membaca agar ditulis dalam bentuk karya nyata. Tugas guru mendorong siswa menulis dan menjadikan tulisan mereka dalam bentuk buku. IGI tentunta diharap memfasilitasi hal tersebut. Sebab sudah banyak buku yang lahir dari guru-guru Sidrap yang difasilitasi IGI,” tandas Nurkanaah. (*)
Editor : Alfiansyah Anwar