SOPPENG, PIJARNEWS.COM — Taman Wisata Alam (TWA) pemandian air panas Lejja di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan kian ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal regional maupun mancanegara.
Penyebabnya, akses jalan masuk dan keluar ke lokasi wisata ini kian mudah dijangkau. Sebab pemerintah telah mengaspal jalan masuk dan keluar lokasi wisata. Wahana di tempat wisata ini juga kian banyak.
Untuk sampai ke lokasi ini, wisatawan dari Ibu Kota Makassar akan menempuh perjalanan sekira 220 kilometer.
Dari Batu-batu, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, pengunjung menempuh perjalanan menggunakan kendaraan roda dua dan empat sekira 14 kilometer. Jarak tempuhnya sekira 20 menit, sebab jalur masuk dan keluar ke lokasi wisata alam ini baru saja diperbaiki oleh pemerintah setempat. Meski harus menanjak dan berkelok.
Di lokasi wisata ini, Dinas Budaya dan Pariwisata Soppeng bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel menyediakan wahana bermain bagi pengunjung. Ada empat kolam dengan berbagai ukuran, yakni ukuran kecil buat anak-anak, sedangkan bagi remaja dan orang tua pengelola menyediakan tiga kolam dengan ukuran berbeda-beda, yakni dua kolam besar dengan kedalaman hampir satu meter dan satu kolam ukuran sedang.
Suhu air panas di kolam ini juga nyaris sama. Sejumlah pengunjung memprediksi suhunya berkisar antara 50 hingga 60 derajat celsius, bahkan salah seorang pengelola bagian kebersihan menyebut suhu di kolam kerap mencapai 70 derajat celsius.
Di kolam ketiga dari empat kolam yang ada sangat diminati pengunjung, soalnya pengunjung betah berada di pinggir kolam layaknya berada di tempat sauna, karena suhunya lumayan panas, airnya pun cukup jernih. Hanya saja, sedikit pengunjung yang tahan berlama-lama berendam dan berenang di kolam ini.
Bukan saja pada pagi dan sore hari kolam ini ramai didatangi, tetapi pada malam hari. Sebagian pengunjung juga menceburkan diri di kolam ini. Konon, mereka melakukan terapi untuk kesehatan seperti mengurangi penyakit kolestrol dan darah tinggi. Bahkan ada sejumlah warga melakukan terapi diet dengan berendam di air panas ini.
Salah seorang tokoh masyarakat Batu-batu Soppeng, Haji Aman Dolo mengaku kerap mandi dan berendam di kolam pada dini hari.
“Biasanya saya berendam pada jam dua dinihari hingga jam 4.30 wita sebelum masuk waktu salat subuh,” kata ayah lima anak yang berprofesi sebagai pengusaha ini kepada PIJARNEWS, baru-baru ini.
Pengunjung lainnya asal Kota Parepare, Merli Gosal juga mengungkap kekagumannya terhadap tempat wisata alam ini. Ia mengaku senang bisa berendam dan berenang di kolam air panas.
“Akhirnya saya bisa kembali berkunjung ke tempat ini. Sebab sudah hampir 10 tahun baru saya sempat lagi ke tempat pemandian air panas ini. Saya datang bersama rombongan pegawai Rumah Sakit Fatima Parepare. Kami ada tiga gelombang pergi rekreasi ke sini,” kata Merli, Direktur Rumah Sakit Fatima Parepare.
Merli yang juga berprofesi sebagai dokter gigi ini melihat pesatnya perkembangan taman wisata alam Lejja. “Jalannya sudah mulus, sehingga kami sebagai pengunjung mudah menjangkaunya,” kata Merli.
Pantauan PIJARNEWS, bila Anda berkunjung ke tempat ini, Anda bisa rekreasi sambil melakukan terapi kesehatan.
Wisata alam pemandian air panas Lejja konon merupakan air panas alami dari bekas gunung berapi di zaman dahulu.
Berapa biaya masuk dan biaya penginapan di lokasi pemandian air panas ini? Untuk biaya masuk di hari libur tidak sampai Rp10 ribu untuk anak-anak dan belasan ribu untuk orang dewasa. Sedangkan tarif tempat penginapan bervariasi antara 200 ribu hingga 500 ribu per malam. Ini sesuai luas dan fasilitas tempat penginapannya.
Saat ini, wisata alam tersebut juga dilengkapi wahana sepeda langit. Warga bisa bermain dengan menggunakan sepeda melintasi tali yang telah disediakan.
Di tempat ini, warga juga bisa berswa foto. Mereka juga bisa merasakan sensasi panasnya air langsung dari sumbernya. Konon panasnya berkisar 75 hingga 80 derajat celsius.
Salah seorang pengunjung, Hajjah Sitti Rabiah menyebut bahwa jika merendam telur ayam di sumber air panas maka hanya hitungan menit telur tersebut akan matang.
Sitti Rabiah yang merupakan warga Batu-Batu Soppeng datang membawa keluarganya dari Malaysia. “Kebetulan ada keluarga dari Malaysia, jadi saya temani ke sini,“ kata Rabiah.
Banyaknya pengunjung ke lokasi wisata ini, utamanya di akhir pekan, diprediksi bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Seperti dikutip dari tribunnews, Gubernur Sulsel, Profesor Nurdin Abdullah menyebut air panas belerang ini merupakan air panas terbaik di dunia. Itu setelah peneliti Jepang melakukan penelitian beberapa waktu lalu.
Nurdin Abdullah memang akrab dengan lokasi wisata alam ini, karena kampung halaman ibunya tak jauh dari lokasi wisata tersebut.
Selain pujian terhadap tempat wisata ini, ada pula saran dan kritik buat pengelola.
Salah seorang pengunjung asal Parepare, Rahma (43) menyarankan agar pengelola membatasi pengunjung yang membawa peralatan musik.
“Kalau bisa alat musik dioperasikan sampai jam 11.30 malam saja. Sebab saat kami menginap, ada rombongan pengunjung lainnya membunyikan alat musik dan menyanyi hingga jam 3 tiga dinihari. Sehingga kami sekeluarga terganggu saat beristirahat,” kata Rahma.
Ia menambahkan, pengelola juga diharapkan membersihkan rumah penginapan dan mengelola sampah minuman plastik yang sebagian disimpan di belakang tempat penginapan. “Pengelola juga diharapkan membersihkan plafon dan kaca jendela rumah penginapan. Kami juga melihat ada satu anak tangga rumah panggung yang kami tempati lapuk, sehingga layak untuk diperbaiki atau diganti,” kata ibu dua anak ini.(*)
Penulis : Alfiansyah Anwar
Editor: Dian Muhtadiah Hamna