PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Meskipun pertanian bukan salah satu sumber pendapatan utama bagi Kota Parepare, namun ternyata sejumlah warga masih menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam. Seperti yang dilakoni pak Mallongi, pria ini bertani di Panroko.
Mallongi sudah tinggal di Kota Parepare sejak tahun 1958. tepatnya dibilangan Jalan Pemuda. Saat akan menggarap sawahnya, Mallongi yang tidak punya kendaraan ini, berjalan kaki dari Jalan Pemuda hingga ke Panroko.
Namun bukan jauhnya perjalanan yang meresahkan dirinya. Dia lebih khawatir sawah seluas 50 are itu kerap gagal panen karena irigasi tidak maksimal. “Kalau bisa berharap, kami butuh pompa air. Soalnya didekat sawah itu ada sungai kecil tapi agak curam. Jadi air tidak bisa naik ke sawah kalau tidak dipompa,” harapnya.
Mallongi mengatakan, dia pernah dijanji oleh salah satu calon walikota jelang Pilkada lalu. Saat itu dijanjikan satu unit traktor tangan. Namun hingga kini tidak pernah direalisasikan. Mallongi enggan menagih.
“Kan ditau mi juga, ternyata begitu-begitu janji-ji. Buat saya, orang murah hati itu kalau dia memberi sesuatu saat tidak ada perlu,” ujar pria murah senyum itu.
Untuk menjaga agar dapurnya tetap mengepul, Mallongi ‘nyambi’ menjadi buruh pikul di Pelabuhan Nusantara Parepare. Dia menitip harapan, pemimpin baru kedepan bisa mensejahterahkan petani seperti dirinya. Agar dia bisa sedikit bernafas lega menikmati masa tuanya. (ris)