Oleh : Ummu Fikri
(Pendidik )
Berdasarkan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud pertengahan Juli tepatnya tanggal 13 merupakan awal tahun ajaran 2020/2021 dimulai. Biasanya tahun ajaran baru diwarnai dengan penuh kegembiraan. Sekolah baru, seragam baru, buku baru, tas baru , kelas baru bahkan teman pun baru. Kegembiraan dan suka cita tak hanya oleh peserta didik. Bapak dan Ibu guru, orang tua, bahkan para pedagang pun sangat menanti masuk sekolah.
Tahun 2020 ini menjadi tahun yang berbeda dengan tahun-tahun ajaran sebelumnya. Saat ini Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi yang entah sampai kapan belum bisa ditentukan berakhir.
Semua menjadi bingung dengan kondisi yang belum bisa ditentukan. Satu sisi ingin segera anak-anak belajar di sekolah, karena akan lebih kondusif dan terarah. Di sisi lain, wabah korona di masa pandemi menghantui kita semua.
Siswa di masa pandemi melakukan pembelajaran dari rumah. Guru pun melakukan dengan metode daring. Dengan metode ini membuat sebagian orang tua merasa kesulitan, hal ini disebabkan karena beberapa orang tua merasa kurang mampu dalam membimbing, bahkan ada yang mengalami stress akibat ini. Belum lagi dengan pembelajaran daring yang dilakukan selama ini banyak kendala yang dialami.
Ketiadaan HP android dan kuota hingga sinyal menjadi beberapa penyebab pembelajaran daring kurang maksimal.
Dilansir dari Liputan6.com edisi 17 Juni 2020 Pemerintah memutuskan tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada tanggal 13 Juli 2020 meski dalam situasi pandemi Covid-19. Aktivitas sekolah pun siap dimulai kebijakan ini berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Menteri Agama dan Menteri dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik di Masa Pandemi Covid-19.
Sekjen Kemendikbud Ainun Na’im memastikan pemerintah telah memberikan syarat yang ketat bagi sekolah di zona hijau yang akan menyelenggarakan tatap muka. Hal ini untuk menjamin keamanan dan kesehatan para peserta didik saat melaksanakan pembelajaran di tengah situasi pandemic. Ainun juga memastikan bahwa pemerintah akan terus mengawasi sekolah-sekolah tersebut.
Pemerintah tak main-main mengawal kegiatan pembelajaran di masa transisi new normal ini. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada sekolah yang kedapatan melanggar protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka hanya dilakukan bagi daerah yang ada dalam zona hijau.
Orang tua adalah guru pertama (madrasatul ula) dan utama bagi anak. Sejatinya ibu tidak akan mengalami stres yang berlebihan pada saat mengajarkan dan membimbing anak. Bukankah ibu adalah garda terdepan yang akan menentukan kualitas anak.
Dalam sejarah, banyak pemimpin hebat justru lahir dari ibu-ibu yang berkualitas. Kriteria ini adalah satu hal yang riil yang akan dapat dicapai oleh setiap ibu yang sadar akan perannya Apalagi seorang ibu memiliki ketinggian tiga kali dibanding ayah. Untuk para ibu jadikanlah momen belajar dari rumah ini sebagai jalan untuk lebih mendekatkan dan mempererat hubungan dengan anak kita, ladang pahala yang begitu luar biasa Allah janjikan kelak akan kita panen saat kita berjumpa Robb.
Disaat pandemi ini seharusnya pemerintah berhati-hati juga dalam menentukan keputusan untuk metode pembelajarannya. Kendala pembelajaran daring setidaknya menjadi pertimbangan dan jawaban bahwa rakyat Indonesia masih banyak yang belum mampu mengikuti metode ini. Kuota yang masih dianggap mahal hingga tak terbeli oleh sebagian masyarakat harusnya menjadi bahan pertimbangan. Bukankah pendidikan adalah hak bagi seluruh rakyat.
Pembelajaran tatap muka masa pandemi tetap harus memperhatikan bahwa keselamatan akan rakyat di atas segalanya. Keputusan terkait tatap muka bukan tanpa risiko, untuk itu perlu ada sinergitas semua komponen baik pemerintah, sekolah dan juga masyarakat terutama orang tua.
Kita berharap pandemi ini segera berakhir dan kita bisa menjalankan hidup true normal yang sesungguhnya. Hidup tanpa ada was-was dan kekhawatiran, sehingga tahun ajaran baru akan dilalui dengan suasana kegembiraan dan penuh suka cita. (*)