PINRANG, PIJARNEWS.COM — Sitti Hajar, bayi penderita benjolan di kepala sebesar kepalan orang dewasa, rencananya akan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makassar. Sang bayi bersama keluarga kini telah berada di Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang Pinrang, Senin pagi (10/8/2020).
RSU Lasinrang akan menerbitkan surat rujukan ke Makassar, namun belum bisa dipastikan rumah sakit mana yang akan dituju, sebab sebelumnya harus dilakukan pemberitahuan kepada pihak rumah sakit tujuan terkait kasus tersebut.
Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang, dr Rifai menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum dilakukan rujuk.
Yang perlu dilakukan, kata dia, adalah mengetahui status keluarga apakah memiliki BPJS atau tidak. Selain itu mesti diketahui kondisi keluarga apakah mereka mampu atau tidak.
“Karena kalau sudah di Makassar ada tidak yang bisa dampingi,” ungkap Rifai.
Selain itu, lanjutnya, penyakit itu apakah bisa disembuhkan atau tidak. “Kalau tidak, maka diserahkan kepada pihak keluarga untuk membuat pilihan,” katanya.
“Jadi saat ini kami masih Sementara melakukan pemberitahuan kepada rumah sakit yang dituju,” terangnya.
Sebelumnya, Sitti Hajar intens dilakukan kontrol terhadap kesehatannya oleh pihak rumah sakit, namun perawatannya di rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Pinrang, Dyha Puspita Dewi mengatakan, sejak kelahirannya telah diberikan bantuan sembako dan kesehatan bayi.
“Sejak tahun 2019, kami sudah memberikan bantuan sembako dan kesehatan kepada sang bayi,” ungkap Dewi.
Dewi menjelaskan, kasus yang dialami Sitti Hajar itu tidak serta merta sekejap mata langsung bisa menjadi baik, sebab perlu proses panjang.
“Kadang keluarga kalau sudah menjalaninya malas untuk meneruskan, karena faktor ekonomi tentu saja menjadi alasan utama,” jelas Dewi.
Terkait perawatan pun sudah ditanggung pemerintah, namun tanggungan yang lainnya kadang membuat keluarga putus asa.
Ia juga mengatakan keluarga harus menunggu kondisi baik, menunggu antrean operasi dan lainnya.
“Selama orang tua menunggu di sana, kan mereka butuh biaya, yang seperti ini kadang di luar kemampuan, sehingga mereka memilih untuk merawat di rumah seadanya saja,” lanjutnya.
Dewi juga berharap agar ada uluran kasih dari masyarakat, sebab tidak semua menjadi tanggungan pemerintah.
Lebih lanjut Dewi mengungkapkan bahwa kasus serupa tidak hanya terjadi sekali saja, namun juga pernah terjadi beberapa tahun lalu.
“Sudah dibawa ke Makassar, lama dirawat baru dioperasi, itu pun harus pulang balik. Mereka sangat keberatan dengan alasan ekonomi keluarga terabaikan,” terang Dewi. (*)
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin