TORUT, PIJARNEWS.COM — Meski di tengah pandemi Covid-19, namun tak mengurungi niat wirausaha muda untuk tetap berinovasi dan berkolaborasi demi peningkatan ekonomi daerah. Utamanya dalam hal kerajinan dan terciptanya peluang usaha yang mumpuni.
Seperti yang dilakukan Maraja Tour Mice misalnya yang merangkul Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Takalar dengan menggelar studi banding ke Kabupaten Toraja Utara, Jumat (25/9/2020) lalu.
Studi banding itu digelar di Hall Restoran Sarira, Hotel Heritage, Jalan Cenderawasih, Kete Kesu, Toraja Utara dengan menerapkan protokol kesehatan, dan diikuti puluhan peserta, terdiri dari penggiat UKM yang ada di wilayah Galesong Kabupaten Takalar, diantaranya pembuat kue khas daerah, serta budidaya rumput laut.
Kegiatan Workshop Studi Banding itu menghadirkan pemateri Muhammad Adlan selaku Direktur Utama Maraja Group, Kepala Bidang Kepemudaan Disparpora Takalar dan Pemerhati Budaya atau Penggiat Wisata Lokal.
Direktur Operasional Maraja Tour Mice Suryadi Kadir mengajak untuk bangkit bersama di era new normal, dengan mengawali trip wisata di Toraja Utara, harapannya kata dia tidak hanya wisata, namun juga mendorong kreatifitas pemuda untuk diasah kembali, karena mereka nantinya sebagai ujung tombak perekonomian, khususnya di Timur Indonesia.
“Sehingga perlu ada pengalaman wawasan bagi pemuda untuk berwira usaha, dengan harapan, kerajinan lokal mampu menjadi daya tarik wisatawan nasional mampu mancanegara, sehingga nantinya para wisatawan itu berdatangan di Sulawesi Selatan,” kata Adhi.
Kabid Kepemudaan Disparpora Takalar, Nur Ichsan menjelaskan, kegiatan ini sebagai upaya untuk pengembangan pengetahuan bagi para UKM khususnya di Takalar. “Ini sangat penting untuk kolaborasi agar tercipta standar kerja dan kemampuan para penggiat wirausaha pemuda,” tandasnya.
Senada, Lukman, pemerhati budaya dan penggiat wisata lokal mengatakan, kegiatan ini perlu dilakukan dengan cara berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan pemuda dalam hal kreatifitas, sehingga mampu bersaing dan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung.
“Misalnya membuat baju batik khas Takalar dengan nuansa motif rumput laut,” singkat Lukman.
Sementara itu, para peserta berharap kolaborasi tidak hanya dilakukan di Toraja saja, namun juga perlu pula interaksi bersambung antar UKM di Sulawesi Selatan, agar ada peningkatan skil serta meningkatkan kesenjangan perekonomian nantinya.
Selain workshop, para peserta juga melakukan kunjungan ke sejumlah objek wisata, seperti Londa dan Kete’Kesu termasuk secara langsung melihat proses pembuatan motif batik khas toraja dan pembuatan cindra mata manik manik.
Kegiatan studi banding tersebut diselenggarakan MarajaTour Mice, penyedia jasa profesional dan berpengalaman ditingkat nasional maupun lokal, dimana MarajaTour Mice senantiasa berupaya menjaga kemitraan bersama stackholder yang ada di Sulawesi Selatan.