OPINI — Manusia ingin agar nasib yang didapatnya ialah yang sukses. Allah pun ingin agar manusia memperoleh nasib yang sukses, karena itu Dia memberikan tuntunan atau manajemen untuk memperolehnya. Adapun tuntunan pokoknya – di samping yang sudah populer, yaitu IDT (Ikhtiar, Doa dan Tawakal) -, juga antara lain DD atau 2D (Diketahui dan Diyakini). Dasar DD ini adalah ujung ayat pada banyak ayat dalam al-Qur`an, antara lain QS al-Taubah (9): 110 – terjemahnya -: Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
D (Diketahui) maksudnya, misal seorang mahasiswa yang berasal dari daerah (kampung) yang jauh dari daerah (kota) tempatnya menuntut ilmu (kuliah) dengan kondisi ekonomi orang tua (sebagai modal biaya kuliah) yang minim, namun si sang mahasiswa dan si sang orang tua bersemangat tinggi menempuhnya. Keduanya berkorban dengan maksimal dan ketulusan untuk menjalaninya menurut posisinya masing-masing. Si sang mahasiswa menempuh kuliah dengan maksimal dan si sang orang tua juga mencari biaya kuliah dengan maksimal.
Pemisalan tersebut (dengan didasarkan pada QS al-Taubah {9}: 110 di atas), diketahui dengan tegas, bahwa Allah Maha Mengetahui akan pengorbanan yang dilakukan keduanya dan akan membalasnya dengan balasan yang istimewa (hidup sukses). Dia tidak menyia-nyiakan pengorbanan hamba-Nya (sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam banyak ayat-Nya dalam al-Qur`an).
Dia berarti bertindak tidak logis atau bersifat zhalim (aniaya) bila Dia yang memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu, lalu manusia telah melakukannya, sementara Dia tidak membalasnya. Hal ini jauh (mustahil) menjadi sifat-Nya berdasarkan firman-Nya, antara lain QS Yunus (10): 44 – yang terjemahnya -: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusialah yang berbuat zhalim kepada dirinya.; QS al-Kahfi (19): 49 – yang terjemahnya -: Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.
D (Diyakini) maksudnya, jika sudah diketahui dengan tegas bahwa Allah Maha Mengetahui pengorbanan hamba-Nya dan akan membalasnya dengan balasan yang istimewa (hidup sukses), maka kuncinya – ialah – tinggal diyakini seyakin-yakin akan sifat Allah ini. Dasarnya ialah bahwa Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana – yang salah satu maknanya – adalah niscaya Allah akan membuktikan sifat-Nya. Niscaya Allah membalasnya, karena Dia tidak mungkin (mustahil) mengingkari janjinya. Dia berfirman dalam QS Ali Imran (3): 9 – yang terjemahnya – : Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.***
Parepare, 12 Shafar 1412 H/29 September 2020 M