PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Nasir (67), penjual kacang rebus yang kini mangkal di Jalan Vetran depan Kantor BNI Parepare ternyata mengalami keterbatasan fisik. Ia mengidap penyakit mata.
Penyakit mata rabun yang diderita Nasir itu ternyata sudah sejak kecil, dan beberapa tahun terakhir ini Nasir merasakan sakit matanya kian parah.
“Jadi waktu masih kecil itu kalau pulang malam dari main biasa saya kesasar tidak tahu rumah. Tapi masih bagusji karena masih bisaka naik sepeda sama naik motor, nantipi sekitar 20 tahun ini baru saya rasa sekali parahnya” katanya.
Pria kelahiran Soppeng 1954 itu mengaku, telah melakukan pengobatan berkali-kali namun tidak menuai hasil yang diharapkan.
“Saya sudah pernah berobat tapi tidak ada perubahan. Sudah pake kaca mata juga tapi tidak cocok. Satu mingguji tidak baikmi lagi,” urainya.
Kondisi Nasir yang seperti itu tidak membuatnya berkecil hati. Ia bahkan bisa menerima dengan lapang dada dan memilih untuk tetap berjualan.
“Kalau fisik (tenaga) saya masih kuat nak, hanya saja mata saya yang tidak bisami melihat jelas. Karena memang adami buta-butanya ditambah faktor umur jadi tambah parah mi,” pasrahnya.
Sehingga saat berkeliling menyusuri jalan kota Parepare untuk menjajakan dagangannya, Nasir mengaku, kerap kali didampingi anaknya dan terkadang juga istrinya. “Saya bersyukur karena kadang kalau anak saya tidak bisa, istri saya lagi yang temanika, kalau sendiri saya tidak bisa,” jelasnya.
Ia berharap bisa melakukan operasi mata agar bisa tetap berjualan dan mengembangkan usahanya. “Kalau kondisi saya tidak begini mungkin sudah saya kembangkan usaha saya ini,” urainya dengan tersenyum.
Selalu ada kemauan untuk bisa operasi mata, lanjut Nasir, tapi keterbatasan biaya pengobatan. “Anakku juga yang bisa dampingika sakit-sakit kasian,” ujarnya.
30 tahun menjajakan kacang rebus, tentu saja waktu yang lama, diumurnya yang kian menua, rasa sakit bekas luka akibat kecelakaan beberapa tahun lalu di kaki sebelah kirinya, kini juga mulai dirasakan Nasir. “Kaki sebelah kiri saya ini sering keram, sakit, gara-gara kecelakaan. Jadi kalau pergi jualan yaa diojekmi,” pungkasnya.
Nasir mengaku meski kondisinya seperti itu, ia akan terus berjualan kacang rebus. “Yang penting ada dampingika, saya akan terus berjualan, karena kalau tidak, apami mau di makan sehari-hari,” tutupnya.
Reporter: Hamdan