MAKASSAR, PIJARNEWS.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani, mengatakan, tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, tidak ada kekuatan tanpa persatuan dan kesatuan. Tidak ada kesatuan tanpa skala prioritas, itu di katakan Abdul Hayat Gani, saat menyambut peserta Rapat Koordinasi Penguatan dan Optimalisasi Kelembangaan Kesbangpol Serta Evaluasi Kebijakan Bidang Politik dan Pemerintahan Umum, yang digelar Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, di Hotel Gammara, Kamis (29/4/2021).
“Tiga hal yang harus kuat, pertahanan keamanan harus kuat, ekonomi harus kuat, dan politik juga harus kuat. Tidak tanggung-tanggung sehingga kita punya Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum,” kata Abdul Hayat menambahkan.
Menurutnya, koordinasi harus dilakukan termasuk update informasi untuk menjaga regulasi, aturan, kebijakan pusat yang terhubung dengan kebijakan pemerintah daerah.
“Provinsi ini adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat, kita bukan saingan pusat, kita ingin menjadi supporting sistem yang baik. Karena kita juga percaya jika desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten bagus, maka Sulsel bagus, Indonesia juga akan bagus dan indah,” terangnya.
Ia juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Sulsel sepanjang tahun 2020, walaupun tumbuh minus 0,70 persen tetapi masih jauh di atas rata-rata nasional minus 2,07 persen.
“Artinya kita harus memperkuat dan mengakselarasi ekspor dan investasi. Dengan jalan itu, maka akan ada tenaga kerja, maka income bertambah, jika ini bertambah maka jauh dari kemiskinan,” harapnya.
Ketahanan sosial dan ketentaraman di masyarakat perlu diciptakan. Ini dapat dilakukan dengan mengintegrasi keserasian antara tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat, termasuk pemuda yang ada di desa.
“Satukan persepsi, satu visi, apa yang menjadi masalah konflik,” ucapnya.
Sementara, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar, mengapresiasi capaian ekonomi Sulsel di tengah pandemi Covid-19 dan berharap semakin baik. Ia menilai kekuatan yang dimiliki Sulsel adalah investasi lokalnya.
“Kelihatannya di sini adalah investasi dalam negeri, atau investasi dari orang Sulselnya sendiri. Masyarakatnya sendiri harus kuat didorong melakukan investasi. Ketika masyarakatnya berinvestasi, berarti ada undang-undang yang disiapkan oleh pemerintah daerah, sehingga masyarakatnya bergairah membangun usaha-usaha baru yang bisa menciptakan lapangan kerja baru. Jepang itu kekuatannya disitu,” terangnya.
Ia menilai, ekonomi Sulsel hampir tumbuh menuju angka positif, karena mampu menggerakkan masyarakat di tengah pandemi dengan kekuatan pertanian dan perikanan. Peserta dari 34 provinsi ini diharapkan juga dapat belajar dari Sulsel dalam penanganan ekonominya.
“Saya ajak ke sini untuk mempelajari, di bidang ekonomi, Sulsel masih bisa bergerak,” sebutnya.
Pelajaran kedua di Sulsel ini, kemarin dikejutkan dengan kejadian bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Sebagai lembaga yang berkecimpung dalam bidang sosial dan politik, harus memiliki kemampuan deteksi dini. Ancaman dapat saja terjadi di daerah seperti Makassar yang dikenal tenang damai, dan toleran.
“Kenapa ini bisa terjadi di daerah seperti ini. Dan tentu hal seperti ini tidak sendiri, dia tidak berdiri sendiri, dia berkaitan dengan jejaring dengan daerah lain. Kita tahu pasca pengungkapan di sini, ada yang ditangkap di Bekasi, Jakarta dan Jawa Barat,” jelasnya.
Ia mengimbau, Kesbangpol seluruh Indonesia itu sengaja diundang ke acara tersebut untuk silaturahim dan koordinasi pencegahan deteksi dini. “Hal-hal seperti ini jangan sampai terjadi di daerah lain,” pungkasnya. (rls)