PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Wakil Ketua DPRD Parepare Rahmat Sjamsu Alam (RSA) turut angkat bicara mengenai polemik bus sekolah gratis. Kehadiran dua unit bus itu, dianggap mengancam pendapatan supir pete-pete. Namun RSA mengklaim punya solusinya.
“Kalau menurut saya, bagus jika siswa itu diberikan saja voucher atau kupon sebagai pengganti dana transportnya. Nanti kupon itu dipakai bayar pete-pete,” ujarnya. Sabtu 27/5. Diwaktu tertentu, supir itu sisa menukar kupon dengan uang dari sekolah.
RSA mengklaim ada banyak keuntungan bisa didapatkan dari sistem itu, dibanding bus sekolah gratis. “Dengan pakai kupon, supir angkot berlomba-lomba mengangkut siswa. Siswa juga tidak lagi mengalami ketinggalan bus, karena banyak angkot tersedia,” jelasnya.
Dia menyebut, sudah jauh hari memperingatkan bahwa pengadaan bus sekolah itu tidak efektif dan akan memunculkan banyak masalah. Selain menuai polemik karena membuat penghasilan pete-pete menurun, masalah baru bermunculan seiring pengoperasiannya.
“Siswa yang terlambat bagaimana? Tidak mungkin bus mau balik menjemput. Belum lagi resiko bus rusak, ban meletus atau malah mogok. Bagaimana jika siswa ada pelajaran tambahan, lebih cepat pulang atau justru terlambat pulang? itu semua tidak difikirkan,” tegasnya.
Dua unit bus itu dalam RUP Dishub Parepare TA 2016, dianggarkan hampir Rp900 juta. Namun belakangan, dealer mobil lewat sistem e-purchasing diketahui menyetujui harga Rp870 juta lebih. Sisanya disebut dipakai mengatur interior dan mem-branding tulisan Parepare Peduli, dan seperti biasa, foto Taufan Pawe seorang diri tanpa didampingi wakil walikota. (mul/ris)