PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Parepare periode 2020-2025 resmi dikukuhkan dan dilantik oleh pengurus MUI Provinsi Sulawesi Selatan. Acara pelantikan itu digelar di Auditorium BJ Habibie, Kompleks Rujab Wali Kota Parepare, Selasa (30/11/2021).
Pelantikan dan pengukuhan yang dilakukan Wakil Ketua MUI Sulsel Dr KH Ruslan Wahab Lc, MA itu juga dirangkai dengan rapat kerja dan seminar nasional yang mengusung tema, “Vaksinasi Ikhtiar Menuju Indonesia Sehat”.
Seminar tersebut menghadirkan pembicara Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar, MA dan Prof Dr Ridwan Amiruddin SKM, M.Kes serta Wakil Ketua MUI Sulsel Dr KH Ruslan Wahab Lc, MA.
Hadir dalam kegiatan itu, Wali Kota Parepare Dr HM Taufan Pawe, SH, MH, Ketua DPRD Parepare, Andi Nurhatina Tipu, dan para pengurus MUI Parepare yang diketuai DR KH Abdul Halim K, Lc, MA dengan Sekretaris Umumnya, Budiman Sulaeman S.Ag, M.HI.
Wali Kota Parepare, Taufan Pawe dalam sambutannya mengungkap jika sebelumnya pernah berjanji untuk membangunkan Kantor MUI Parepare. Namun kendalanya, ia menunggu informasi dari MUI terkait lahan MUI yang akan dibangunkan kantor.
Wali Kota Parepare dua periode itu berkomitmen akan menyelesaikan pembangunan Kantor MUI Parepare dimasa kepemimpinannya. Bahkan dikatakannya gaji sebagai Wali Kota Parepare yang tidak pernah diambilnya selama kurang lebih 8 tahun di Bank BPD (Sulsel) akan digunakan untuk kegiatan keagamaan termasuk membantu pembangunan kantor sekretariat MUI Parepare.
“Gaji saya selama ini yang tersimpan di bank akan saya serahkan untuk pembangunan Kantor MUI,” kata Taufan Pawe disambut tepuk tangan oleh pengurus MUI Parepare.
Untuk sementara, lanjut Taufan, ia menawarkan salah satu gedung atau exs kantor Call Center 112 yang berada di Masjid Agung Kota Parepare sebagai kantor sementara MUI. Dalam kesempatan itu, Taufan juga menjelaskan bahwa MUI merupakan mitra selaras pemerintah, sehingga ia berharap MUI dapat bersinergi dengan pemerintah. Salah satunya dengan turut serta mensukseskan vaksinasi covid-19.
Taufan Pawe mengungkapkan, tagline Kota Peduli, Kota Santri dan Ulama itu karena begitu cintanya ia dengan kota kelahirannya. “Saya merupakan Wali Kota Parepare ke-17 yang baru kali ini merupakan putra asli Kelahiran Parepare. Sehingga sebagai wujud kecintaan kepada tanah kelahiran, saya akan mengabdikan diri dan berkomitmen menjadikan Parepare sebagai Kota Peduli, Kota Santri dan Ulama dan kini menjadi Kota Cinta,” ujar Walikota berlatar belakang Advokat ini.
Di bidang agama dan keummatan, berbagai program telah dilakukan pemerintah Kota Parepare dibawah komando Taufan Pawe.
Salah satunya dengan memberangkatkan imam masjid ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah. Tercatat imam masjid yang telah diberangkatkan sekira 140 orang, namun dua tahun terakhir program itu terhenti akibat pandemi Covid-19.
Selain Imam masjid, lanjut Ketua DPD I Golkar Sulsel ini, Pemerintah Kota yang dipimpinnya juga telah memberangkatkan umrah guru mengaji sekaligus menaikkan intensifnya.
“Sebelumnya hanya ratusan ribu kini sudah menjadi Rp1 Juta dan rencana akan dinaikkan lagi,” kata suami Erna Rasyid.
Selanjutnya, kata Taufan, Parepare sebagai Kota Cinta terinspirasi dengan tokoh kelahiran Parepare, Presiden Ketiga RI, Prof Dr Ing BJ Habibie.
“Bentuk kecintaan itu kami bangun monumen Cinta Ainun Habibie, Auditorium BJ Habibie, Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie, Museum BJ Habibie, Institut Teknologi BJ Habibie dan Masjid Terapung BJ Habibie. Masjid itu dibangun sebagai salah satu bentuk mewujudkan Kota Parepare sebagai Kota Santri dan Ulama,” ungkap Taufan.
Sementara itu, Wakil Ketua MUI Sulsel, DR KH Muhammad Ruslan Wahab, Lc, MA mengatakan bahwa MUI dan pemerintah serta masyarakat harus bersinergi dalam program vaksinasi.
“Semangat beragamanya juga harus selaras,” kata Ruslan. Hal serupa juga diungkapkan Ketua MUI Parepare, Halim K. Ia berharap kerjasama MUI dengan pemerintah terus terjalin dengan baik dalam memajukan pembangunan dibidang keagamaan.
Senada, Prof Dr KH Nasaruddin Umar, MA, Imam Masjid Istiqlal Jakarta melalui aplikasi zoom juga menyampaikan, umat Islam juga harus mengetahui dan memahami terkait vaksinasi Covid-19. “Banyak manfaat vaksin Covid-19,” kata Nasaruddin.
Pengurus MUI, lanjut Nasaruddin, diharapkan tidak sekadar memahami fikih, tapi juga mesti menyelami usul fikih (metodologi hukum Islam) dan menguasai ilmu lain agar mampu mencerahkan umat.
Mantan Wakil Menteri Agama RI ini juga bercerita pengalamannya saat sekolah di luar negeri. “Saat itu saya sekolah di Prancis sekira tahun 1995. Waktu, saya mau ke tanah suci Mekkah menunaikan ibadah haji. Dokter saat itu meminta saya vaksin meningitis. Setelah itu dokter bertanya, usai dari Mekkah mau ke mana lagi. Saya bilang mau ke Mesir melanjutkan penelitian, jadi saya divaksin lagi. Kemudian saya mau pulang kampung ke Indonesia, divaksin lagi. Jadi saat itu saya divaksin sebanyak tiga kali. Syukur alhamdulillah sehat,” ujar Nasaruddin. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar
Editor : Muhammad Tohir