MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Divisi III Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan telah melakukan uji coba bahan material antipeluru yang dibuat seorang mahasiswa program magister pada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas).
Dilansir dari laman CNN Indonesia, Kamis (2/12/2021), uji coba dilakukan dengan cara penembakan sebanyak tiga kali dan mampu menahan peluru kaliber 9 mm untuk jarak tembak sejauh 10 meter.
Rudi, sang penemu mengungkap idenya membuat material antipeluru itu, menurutnya rompi antipeluru menggunakan material berat, mahal, dan bahannya sulit ditemukan di dalam negeri. Ia pun mencari solusi alternatif dengan menggantikan material bahan antipeluru yang lebih ringan dengan kekuatan sama.
“Carbon fiber adalah salah satu bahan yang digunakan. Bahan ini mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal dalam pembuatan custom bagian mobil seperti fender mobil, kap mesin, dan cover spion,” jelas Rudi, Senin (29/11).
Setelah dilakukan literasi referensi terhadap material tersebut, lanjutnya diperoleh bahwa material tersebut dapat digunakan dalam pembuatan rompi antipeluru.
Diterangkannya, material antipeluru yang dihasilkan memiliki keunikan dari sisi berat rompi. Inovasi itu membuat rompi antipeluru jauh lebih ringan untuk kaliber peluru yang sama dibanding dengan rompi antipeluru yang saat ini dipasarkan.
Selama proses pembuatan Rudi mengungkap terdapat kesulitan, misalnya saat simulasi menggunakan perangkat lunak finite elemen method yang yang disebut masih tergolong baru.
Sementara, Dekan Fakultas Teknik Unhas, Prof Muhammad Arsyad Thaha, mengatakan, pihaknya selalu memaksimalkan dukungan serta menciptakan suasana akademik dan inovasi teknologi. Itu telah dilakukan sejak 2015.
Material anti peluru adalah penelitian awal pada Laboratorium Riset Teknik Mesin. Inovasi tersebut akan terus dikembangkan untuk mengefisienkan penggunaan materialnya hingga penerapan pada kendaraan militer dan rompi anti peluru.
Arsyad juga menuturkan terkait material antipeluru, akan dibuat MoA (Memorandum of Agreement) bersama Kostrad dan pihak industri untuk kepentingan dunia militer.
“Inovasi ini menggunakan bahan serat karbon dan resin epoxy sebagai penguat. Kemudian peralatan tambahan adalah mesin vacuum,” katanya.
Material antipeluru tersebut diproduksi menggunakan metode vacuum untuk memaksimalkan jumlah perbandingan serat dan resin yang digunakan. Hal tersebut bertujuan menghasilkan material lebih ringan.
Inovasi ini diharapkan akan semakin mendukung dan meningkatkan profesionalisme bidang militer Indonesia.
Sumber: CNN Indonesia