MAKASSAR, PIJARNEWS.COM—Senin (25/11/2024), pukul 20. 15 WITA, saya berjumpa di stan jualannya, Jln Abdullah Daeng Sirua.
Khuzaifah Azril Mabrur, mahasiswa semester 3 Universitas Ciputra Makassar, berhasil membangun bisnis kuliner yang ia kelola disela kesibukannya sebagai mahasiswa. Pria yang akrab disapa Azril ini merantau dari kampung halamannya di Tarakan, Kalimantan Utara. Di perantauan, Azril mengelola bisnis dengan brand NyamannaFood yang menyajikan Sanggara Balanda, makanan tradisional khas Sulawesi Selatan berbahan baku pisang raja yang dikemas dengan inovasi modern.
Bisnis ini berawal pada akhir tahun 2023, saat Azril memutuskan untuk tidak pulang kampung di masa libur semester. Awalnya, ia membuka pre-order secara online untuk mengisi waktu luang. Menu yang ditawarkan adalah Sanggara Balanda dalam berbagai varian rasa seperti original, tiramisu, coklat, greentea, hingga topping terbaru coklat keju. Alasan Azril memilih menu ini sederhana, ia sangat menyukai Sanggara Balanda sejak kecil.
“Saya iseng bikin sendiri, lalu berpikir, kenapa tidak dijual saja?” katanya.
Azril, yang sebenarnya berasal dari Pinrang namun keluarganya pindah ke Kalimantan Utara, sudah akrab dengan resep tradisional ini sejak lama. Untuk menjaga kualitas, ia memilih bahan baku terbaik. Pisang yang digunakan adalah jenis pisang raja yang besar dan manis, dibeli dari distributor terpercaya di Pasar Terong. Harga per box Sanggara Balanda dibanderol mulai Rp20.000 hingga Rp23.000, bergantung pada varian rasa dan topping.
Meski usahanya terlihat sukses, Azril mengaku perjalanan bisnisnya tidak mudah. Tantangan utama yang ia hadapi adalah menemukan lokasi strategis untuk stannya. Selain itu, mengatur waktu antara kuliah dan bisnis juga menjadi ujian tersendiri. Dengan jadwal kuliah yang padat hingga pukul 4.00 sore, Azril harus segera bergegas ke stannya yang mulai buka pukul 5.00 sore. Ia juga sengaja membatasi keikutsertaannya dalam kegiatan kampus demi menjaga fokus pada bisnisnya.
Dalam menjalankan bisnis, Azril memanfaatkan media sosial sebagai strategi pemasaran utama. Ia aktif mempromosikan produknya melalui TikTok dan Instagram, bahkan pernah membuat konten yang viral sehingga pesanan membeludak. Untuk menarik lebih banyak pelanggan, Azril juga kerap menggunakan strategi promosi seperti voucher buy 2 get 1 dan endorsement selebgram.
Salah satu pelanggan setia NyamannaFood, Bayu mengungkapkan pendapatnya. “Menurut saya, Sanggara Balanda NyamannaFood adalah Sanggara Balanda yang bisa diterima oleh semua kalangan, baik itu dari kalangan orang tua maupun anak muda, karena rasa yang ditawarkan bervariasi. Ada rasa original yang memang rasa asli dari Sanggara Balanda tersebut, juga ada berbagai variasi rasa seperti greentea, tiramisu, dll, yang membuat lidah anak muda tertarik,” ujarnya.
Menurutnya, Sanggara Balanda ini tidak kalah dengan produk makanan kekinian lainnya. Daya saing dari Sanggara Balanda ini berbeda, karena makanan tradisional yang diangkat ke kalangan anak muda dibalut dengan ciri khas modern sehingga lebih mudah dinikmati. “Sanggara Balanda perlu dilestarikan karena merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah jarang ditemukan. Dengan konsep modern seperti ini, Sanggara Balanda bisa berkembang di masa sekarang,” kesan Bayu.
Azril menyadari bahwa persaingan dalam bisnis kuliner cukup ketat. Namun, ia lebih memilih untuk fokus pada inovasi produk. Menurutnya, keunikan dan kualitas adalah kunci utama untuk memenangkan hati pelanggan. Inovasi tersebut terbukti berhasil, dengan menu tiramisu keju menjadi salah satu varian yang paling diminati.
Pada hari biasa, NyamannaFood mampu menjual hingga 20-23 boks dan saat ramai hingga 50 boks per hari. Dengan keuntungan bersih sekitar Rp12-13 ribu per boks, Azril kini mampu memenuhi kebutuhan pribadinya tanpa bergantung pada kiriman dari orang tua. Ia merasa bangga karena dapat mandiri secara finansial di usia muda.
Ke depan, Azril berencana untuk terus mengembangkan bisnisnya. Ia ingin membuka cabang baru dan menambah variasi menu untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Melalui perjalanan bisnisnya, Azril berpesan kepada generasi muda untuk tidak takut memulai. “Mulai saja dulu, karena dari situ kita belajar. Kalau salah, itu wajar. Yang penting, kita terus memperbaiki diri,” tutupnya.
Azril membuktikan bahwa keberanian untuk memulai dan konsistensi dalam menjalankan usaha dapat membawa perubahan besar, bahkan sejak bangku kuliah. (*)
Citizen Reporter: Rizky Aulia
(Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar)