PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pasca banjir, sejumlah wilayah di Kota Parepare, Sulsel sempat mengalami krisis air bersih selama dua hari.
Untuk mengantisipasi terjadinya krisis air di masa mendatang, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) akan memanfaatkan sumber air artesis di Jompie. Debit air tanah di lokasi ini cukup melimpah dan ternyata hanya terbuang begitu saja.
Rabu (15/1/2020), Anggota DPRD Kota Parepare meninjau sumber mata air potensial di Jompie, Kecamatan Soreang, Kota Parepare.
Sumber air artesis yang muncrat tanpa bantuan mesin ini memiliki debit air 40 liter per detik. Dua puluh liter air per detik disalurkan langsung ke permukiman warga, sedangkan dua puluh liter per detik lainnya hanya terbuang percuma. Air artesis ini sudah ada sejak tahun 1980-an.
Oleh karena itu, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Parepare, Andi Firdaus Djollong berharap kepada pemerintah kota dan DPRD Parepare untuk mengalokasikan anggaran pembebasan lahan dan pembuatan tempat penampungan air.
“Semoga sumber air baku ini bisa dimanfaatkan. Karena itu, saya akan mengkomunikasikan dengan Bapak Wali Kota Parepare,” ujar Andi Firdaus.
Ketua Komisi III DPRD Parepare, Rudi Najamuddin mengatakan jika sumber air ini dimanfaatkan, maka Parepare akan surplus air bersih di masa mendatang. Hadir dalam kunjungan mencari sumber air tersebut yakni anggota Komisi III DPRD Parepare seperti Andi Fudail, Mulyadi, Andi Amir Mahmud dan Yasser Latief.
Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Pekerjaan Umum merespons baik rencana pembebasan lahan dan pembangunan recervoar atau tempat penampungan air tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare, Laetteng akan melakukan kajian mengenai rencana pembangunan recervoar. Ini perlu, kata Laetteng, untuk mengatasi krisis air bersih di Parepare, baik di musim hujan lebih-lebih di musim kemarau mendatang. (*)
Reporter: Alfiansyah Anwar
Editor: Dian Muhtadiah Hamna