PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, melalui Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Tudang Sipulung atau Tudang Laongruma bersama para petani dalam rangka Musim Tanam 2022/2023 di Rumah Kembar, Kelurahan Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Selasa (11/10/2022).
Hadir mewakili Wali Kota Parepare, Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP), Wildana, tampak pula Wakil Ketua DPRD Parepare, Tasming Hamid, serta
perwakilan dari Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Sulsel, Balai Sertifikasi Benih Bermutu Kabupaten Maros, Kepala BPS Kota Parepare, Dinas Ketahanan Pangan Kota Parepare, Camat Bacukiki dan Bacukiki Barat, para pengurus Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), serta para Kelompok Tani.
Wakil Ketua KTNA Parepare dalam laporannya menyampaikan, hasil rembuk atau Tudang Sipulung KTNA untuk musim tanam 2022-2023.
“Mapalili, jatuh pada Kamis, 13 Oktober 2022, tabur benih, Senin 14 November 2022, Panen, 27 Februari 2023,” bebernya.
Kepala Dinas PKP, Wildana dalam sambutannya, mengatakan, acara Tudang Sipulung atau Tudang Laongruma merupakan tradisi petani yang membudayakan musyawarah untuk memecahkan masalah disektor pertanian. Salah satunya menentukan waktu tanam padi.
“Hari ini merupakan ajang silahturahmi, antara pemerintah daerah dengan para petani (kelompok tani). Tradisi ini dilakukan untuk bertukar pikiran dan berunding dalam rangka menemukan solusi permasalahan yang ada,” jelas Wildana saat menyampaikan sambutan Wali Kota Parepare.
Proses musyawarah untuk mencapai mufakat berlangsung secara demokratis.
“Kesepakatan yang dicapai dari Tudang Sipulung tidak dapat diganggu gugat dan bersifat mengikat, karena secara tidak langsung kegiatan ini menjadi ajang mempersatukan masyarakat dalam perbedaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Tudang Sipulung merupakan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan. “Saya bangga dan bersyukur, masih banyak pribadi-pribadi petani yang tidak diragukan kualitasnya. Memikirkan komitmen bermusyawarah, bersama-sama menetapkan kapan waktu tanam dan panen untuk menuai hasil,” jelasnya.
Pemkot dan DPRD, lanjutnya hadir untuk mengawal dan menjaga kearifan lokal tersebut, sebab. Laongruma merupakan salah satu upaya untuk mencari keberkahan disetiap kegiatan bercocok tanam masyarakat petani.
“Semua kelompok tani tentunya ingin berhasil, makanya kearifan lokal ini penting untuk mensejahterakan para petani,” tuturnya.
Pemerintah juga terus memberikan dukungan dan bantuan pada para petani.
“Mulai dari bantuan benih, jagung, padi, hingga alat pertanian,” ungkapnya.
Karena itu, Wildana mengajak semua pihak untuk terus berinovasi dan berkreasi, guna mendukung program pembangunan Kota Parepare. “Saya berharap seluruh stakeholder masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan Kota Parepare,” tutupnya.
Reporter : Wahyu