SIDRAP, PIJARNEWS.COM — Pemerintah Kecamatan Panca Lautang sukses menggelar Musyawarah Tudang Sipulung (MTS) Terpadu tingkat Kecamatan Panca Lautang, di Aula Kantor Kecamatan Panca Lautang, Carawali, Senin (4/2/2019).
Acara dibuka Camat Panca Lautang, Usman Demma yang mewakili Bupati Sidrap, H Dollah Mando.
Kegiatan ini dihadiri berbagai stake holder, termasuk Kadis PSDA Sidrap diwakili Muh Yusuf Thamrin, Kabag Perekonomian dan SDA Ibrahim, Kadis Pertanian diwakili Hj Nurlelah, Kapolsek Panca Lautang, perwakilan TNI, para Lurah dan Kepala Desa, kelompok tani dan berbagai stake holder lainnya.
Camat Panca Lautang, Usman Demma saat menyampaikan sambutan Bupati Sidrap H Dollah Mando mengatakan, dalam MTS Terpadu ini ada berbagai hal yang perlu diantisipasi diantaranya masalah serangan hama dan penyaluran air.
“Berbagai kemungkinan serangan hama harus jadi perhatian bersama untuk diantisipasi agar usaha pertanian bisa berjalan dengan baik dan meningkatkan produktivitas baik di sektor pertanian maupun perkebunan,” ungkapnya.
Selain itu, ketersediaan air juga perlu menjadi perhatian karena tanpa air, tanaman padi yang mendominasi sektor pertanian di Sidrap tidak akan berhasil.
“Pihak PSDA tentu diharapkan untuk terus memperhatikan ketersediaan air bagi petani, apalagi di Panca Lautang ini menjadi kendala petani yakni ketersediaan air,” ucapnya.
Dalam MTS Terpadu tingkat Kecamatan Panca Lautang ini, sejumlah pihak diberikan kesempatan angkat bicara.
Salah seorang petani, Syarifuddin Nongke mengungkapkan petani di Panca Lautang sering mengalami kerugian.
“Kami petani di Panca Lautang sering mengalami kerugian, musim hujan kebanjiran, kemarau kita kekeringan,” ungkapnya.
Syarifuddin meminta solusi kepada stakeholder terkait masalah yang dialami petani di Panca Lautang itu.
“Kami berharap ada upaya pemerintah mengantisipasi banjir, karena meski tidak ada hujan di Sidrap, tiba-tiba air naik menggenangi sawah kami,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Muh Yusuf Thamrin menyampaikan untuk mengantisipasi kekurangan air Panca Lautang dengan cara penyaluran air secara menyeluruh.
“Insyaallah kita akan membuka pintu dari hulu ke hilir tahap awal tanam, jika sudah seperti itu maka selanjutnya akan dibuka pintu secara bergiliran, namun untuk kelancaran saluran maka diminta kepada petani untuk menjaga kebersihan saluran,” ungkapnya.
Soal banjir di Sidrap, lanjut Yusuf, diakibatkan pendangkalan danau. “Banjir yang sering kita alami di Sidrap itu karena danau mengalami pendangkalan, sehingga kami dari pemerintah berharap kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah dialiran sungai,” sebutnya.
Sejalan dengan itu, Hj Nurlelah mengatakan di pesisir akan dibangun tanggul. “Kementrian saat ini bekerjasama tiga kabupaten yakni Sidrap, Wajo, dan Soppeng membahas pembangunan tanggul untuk pesisir danau Sidenreng dan danau tempe, namun hal ini terus dikaji karena berbagai pertimbangan,” ungkapnya.
Menurutnya, pembangunan tanggul ini perlu dilakukan secara bersamaan, jika tidak maka akan ada wilayah terendam banjir yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
“Jika tidak bersamaan dibangun akan banyak kerugian, misalkan dibangun di Wajo lebih dulu, jika terjadi banjir maka Sidrap dan Soppeng akan terkena banjir yang luas,” ungkapnya.
Selain itu ada juga wejangan Pallontara, pembahasan teknis dari Dinas Pertanian dan Dinas PSDA. Termasuk juga ada penyampaian dari tim ahli, baik ahli hama maupun ahli iklim dan lainnya. (adv/sud/alf)