PINRANG, PIJARNEWS.COM– Banjir merendam bangunan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta permukiman warga di desa Ulusaddang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat sore (20/1/2023) lalu.
Pantauan jurnalis pijarnews.com pada Sabtu kemarin (21/1/2023). Informasi yang dihimpun dari warga, banjir diakibatkan meluapnya air sungai yang berada di dekat rumah warga.
Sekretaris Desa Ulusaddang, Aburahim mengungkap, banjir terjadi sekitar jam tiga sore yang diakibatkan meluapnya air sungai yang berdampak pada permukiman dan sarana pendidikan.
“Kami telah catat ada 17 rumah yang terdampak banjir dan termasuk sarana pendidikan yang terdampak, ada 2 sarana pendidikan yang terdampak baik SD maupun SMPN maupun kantor Desa,” rincinya.
Ia menyebutkan warga mengalami kerusakan fasilitas mulai dari kasur, alat dapur dan lain sebagainya
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan banjir yang terjadi di desanya merupakan banjir tahunan ketika curah hujan tinggi.
“Iya banjir ini yang paling parah, selama banjir ini yang paling tinggi airnya, Banjir ini sering terjadi, kemarin banjir juga bulan 12, cuman tidak separah kemarin,” jelasnya kepada pijarnews.com, Sabtu (21/1/2023).
Sementara itu, Camat Lembang, Muhammad Yusuf Nur mengungkapkan desa ulusaddang merupakan desa yang menjadi langganan banjir dan longsor. ketika curah hujan tinggi.
“Salah satunya disebabkan juga karena pola pertanaman dan tumbuhan warga yang tidak ramah lingkungan, banyak lahan-lahan yang dibuka dengan cara menebang dan pembakaran hutan,” paparnya, Sabtu (21/1/2023).
Diungkapkannya dibukanya lahan baru dan hutan untuk menanam pohon dan tumbuhan yang berjangka pendek di lereng-lereng pegunungan dengan suhu kemiringan 45 derajat itu berpotensi menyebabkan terjadinya longsor.
“Iya ada penggundulan hutan,” ungkapnya.
Sehingga, Ia bersama pihaknya berharap kondisi Ulusaddang menjadi perhatian seluruh pemerintah lintas sektor.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari dinas atau instansi terkait untuk menumbuhkan sebuah solusi membenahi kerusakan lingkungan yang ada di desa ulusaddang.
“Apabila itu tidak dilakukan, Maka kejadian yang kita tidak toleran adalah dampak lebih besar yang bisa membahayakan warga di sini,” rincinya.
Selain itu, Ia berharap pemerintah desa, dan masyarakat akan mencanangkan program pola penanaman, pertanian atau perkebunan yang lebih ramah lingkungan dengan menanam komoditi jangka panjang yang bernilai ekonomis.
“Tadi kita programkan secara bertahap dengan berkelanjutan baik melalui penggunaan dana desa maupun insiatif dari warga sendiri untuk melakukan program yang sama, sehingga bisa mengembalikan kondisi alam yang rusak saat ini,” imbuhnya.(*)
Reporter: Faizal Lupphy.