PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Warga Lumpue, Kota Parepare menderita kerugian yang cukup besar akibat banjir kemarin. Ketinggian air mencapai paha hingga pinggang orang dewasa, mulai surut hingga Senin 27 Februari. Namun perabotan warga seperti lemari hingga bagian tiang dan dinding rumah mengalami kerusakan yang tidak sedikit.
Namun Lurah Lumpue Ilham justru menyebut yang terjadi di Lumpue bukan musibah banjir. Melainkan hanya genangan air. “Ini bukan banjir, ini hanya genangan akibat hujan deras. Drainase yang mengarah ke laut tidak mampu menampung volume air,” kata Ilham saat ditemui awak media.
Penjelasan itu menuai polemik, pasalnya ketinggian air hingga pinggang dibeberapa lokasi, disebut tidak masuk akal dikatakan sebagai genangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, genangan diartikan sebagai tempat atau daerah yang berair. Sementara banjir di KBBI dalam sudut pandang geologi diartikan sebagai peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat.
Sebelumnya, banjir di Lumpue diduga disebabkan oleh sempitnya drainase utama. Ternyata saat pengerjaan pelebaran trotoar, rekanan proyek tidak membuka plat dasar sehingga menyebabkan drainase sempit. Warga sudah berkali-kali mengeluh dan mengusulkan pelebaran drainase di Musrembang, namun tidak diakomodir.
Warga juga menyebut, kelurahan dengan 250 KK di RW7 itu sudah empat tahun terakhir menjadi langganan banjir. Wakil Ketua DPRD Parepare Rahmat Sjamsu Alam telah menyalurkan bantuan air bersih dan dua bak penampungan air untuk warga. (tim)