PAREPARE, PIJARNEWS. COM— Bukan saja bantuan menumpuk untuk korban bencana gempa dan tsunami di Sulteng di Badan Penanggulangan Bencana Daerah( BPBD) Kota Parepare, namun tumpukan bantuan juga terlihat di aula Dinas Pendidikan Kota Parepare.
Bahkan sejumlah makanan kemasan mulai menjamur sejak Selasa sore, 13 November 2018.
Beberapa karung roti mulai berjamur dan hanya bisa dibuang. Barang tersebut mulai kembali dikemas karena jadwal distribusi amanah masyarakat Parepare mulai dijadwalkan kembali.
Tumpukan bantuan disejumlah instansi pemerintah yang hanya ditumpuk menuai kritikan dari warga. Menurut warga, pemerintah kota Parepare dianggap tidak amanah. Warga menyarankan jika pemkot Parepare tidak mampu serahkan saja kepada relawan Parepare yang terus ke Palu, Sigi dan Donggala membawa bantuan tersebut.
Makmur Raona, Praktisi Hukum mempertanyakan hal
apa yang menjadi kendala. “Jika dana, dalam aturan bisa dipakai jika ada hal urgen seperti itu. Itu tidak melanggar,” katanya.
Rudy Najamuddin, Tokoh Masyarakat mengatakan
hal ini manjadi pertanyaan komitmen pemerintah Kota Parepare.
“Jika tidak mampu mengembang amanah warga, banyak sekali relawan yang kerap pulang balik Sulteng – Parepare membawa bantuan untuk keluarga mereka di sana,” katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Parepare, Arifuddin, melalui telepon selulernya, mengaku sejumlah makanan yakni jenis roti sudah mulai berjamur dan tidak akan dikemas untuk didistribusikan.
“Memang kami masih menunggu distirbusi tahap kedua. Namun sejumlah bantuan di kantor itu, juga telah kita berikan kepada pengungsi Sulteng yang ada di kota Parepare,” kata Arifuddin. (*)
Reporter: Syamsuddin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna