MAKASSAR,PIJARNEWS.COM– Jahitan bekas operasi korban peluru nyasar, Sefti, balita 16 bulan terbuka.
Hal tersebut diungkapkan ayah Sefti, Sugeng saat ditanya soal kabar anaknya pasca operasi, Sugeng menuturkan, luka tersebut terbuka kemarin lalu. Akan tetapi luka bekas jahitan luarnya tidak berdarah atau bernanah. Hanya saja di dalam lubangnya terlihat seperti basah.
“Lukanya hampir dua centimeter, dalamnya kalau dilihat masuk barang kali sampai satu centimeter,” kata Sugeng, Jumat (2/3).
Luka tersebut hanya bisa ditutup menggunakan handiplas biasa. Sugeng mengaku tidak memiliki biaya untuk ke dokter lagi. Ia tidak memiliki BPJS untuk itu.
Sejak Sefti menjadi korban peluru nyasar hingga saat ini, ia tidak bekerja. Ia fokus menjaga anak dan istrinya yang juga dalam keadaan hamil.
Pria yang kontrak di Jalan Bontoduri 5 Setapak 1, Kecamatan Tamalate ini juga mengaku, pasca kejadian anaknya sudah aktif bermain, akan tetapi belum seceria sebelum tertembak di bagian atas vitalnya. Ia berharap anaknya segera sembuh dan bisa kembali bermain.
“Pernah mau kontrol ke RS Wahidin tapikan kemarin masuk umum. Saya tidak mampu. Selama Sefti sakit saya tidak bekerja,” tambahnya.
Selama ini diketahui Sefti mendapat bantuan dari sumbangan personil Sat Reskrim Polrestabes Makassar. Dimana dari arahan Kapolrestabes Makassar mereka diminta membantu meringankan beban Sugeng.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Anwar Hasan mengatakan, Kasubdit I Unit PPA Sat Reskrim Polrestabes Makassar, Sitti Aminah sudah ditugaskan menemui orangtua Sefti siang tadi, Jumat (2/3). Sat Reskrim Polrestabes Makassar kembali memberi bantuan dan memfasilitasi Sefti untuk cek kondisinya di RS Bhayangkara.
“Tadi sudah dibawah ke RS Bhayangkara. Kita sudah memfasilitasi agar tiap hari bisa ganti perban. Sambil kita carikan obat agar lukanya cepat kering,” kata AKBP Anwar.
Sementara lanjut Anwar, pihaknya masih melakukan penyidikan untuk menemukan siapa pelaku yang menembakkan peluru tersebut sehingga nyasar ke rumah kontrakan Sefti dan mengenai bagian vitalnya. Hasil Labfor peluru yang diangkat dari tubuh Sefti merupakan peluru kaliber 38. Dimana peluru tersebut lebih banyak ditemukan pada senjata revolver. Senjata tersebut banyak digunakan oleh anggota Polri.
Selain Polri, kaliber 38 tersebut juga bisa saja berasal dari senjata rakitan yang pelurunya direplika oleh pelaku- pelaku kejahatan yang bisa merakit senjata dan peluru.
Diketahui, Safeti terkena peluru nyasar di rumah kontrakannya di Jalan Bontoduri, Tamalate, Makassar. Kejadian Jumat (2/2), sekitar pukul 05.00 Wita. Saat itu, Sefti sedang tidur dengan orangtuanya di dalam rumah.
Tiba- tiba terdengar suara dari atap rumah dan benda jatuh tersebut langsung mengenai Sefti yang sedang tertidur. Saat dilihat ternyata sebuah peluru nyasar sudah mengenai bagian perut bawah sefti.(mks)