PAREPARE, PIJARNEWS.COM– Warung Cakman. Nama warung makan itu cukup dikenal di Kota Parepare. Letaknya di Jalan Daeng Pawero, Kelurahan Kampung Pisang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Tepatnya di Depan Hotel Grand Star.
Di warung Cakman itu, mie ayamnya yang nikmat dengan kuah kentalnya. Menu tersebut menjadi favorit bagi pengunjung warung yang telah berdiri puluhan tahun itu.
Nama Warung Cakman merupakan gabungan dari nama pendirinya. Cak dalam bahasa Jawa Surabaya yang berarti kakak dan Man nama panggilan dari Ariman.
Warung Cakman sudah berdiri cukup lama. Lokasi pertamanya di kantin SMA Negeri 1 Parepare, sekitar tahun 2001. Kemudian pindah beberapa kali di tempat yang tak jauh dari tempat yang sekarang.
Sempat juga memiliki cabang di Jalan Veteran, depan Bank BNI pada 2010. Tetapi tutup saat masa pandemi. Kemudian pada 2015, Nawir sebagai orang kepercayaan dari pemilik mengambil alih dan akhirnya pada 2017 resmi berpindah tangan ke Nawir.
“Pendiri awal dari tempat ini bukan Bapak saya, tapi orang dari Jawa. Bapakku dulu awalnya hanya tukang becaknya yang antar-antar barang. Tetapi bapakku juga biasa bantu-bantu jualan, bapak yang beli barangnya di pasar dan pada saat warung ini sudah buka, Bapak saya yang bantu menjual,” ungkap Fitteri Anti (25) anak Nawir, pemilik warung.
“Pada saat pemiliknya sudah kembali ke Jawa, bapakku yang lanjutkan usaha ini, baru sekira 3 tahun terakhir ini,” tambahnya.
Di warung Cakman ini, ada beberapa menu yang dijual. Mulai dari mie ayam, soto ayam, bakso, dan pangsit. Untuk harganya mulai dari Rp13 ribu hingga Rp16 ribu.
“Harga menunya berubah-ubah tiap tahun karena tergantung dengan harga bahan pokok dan menghitung juga keuntungannya. Kalau dulu seperti bakso pada umumnya awalnya murah, namun semakin tahun semakin naik. Apalagi untuk saat ini ada yang namanya pertambahan pajak jadinya semakin naik,” lanjut Fitteri.
Dari sekian menu yang dijual, yang paling andalan adalah mie ayam. Keunikan dari mi ayamnya sendiri karena kuahnya kental dan menggunakan indomie soto dengan kuah khas.
Warung Cakman buka setiap hari mulai dari jam 10.00 hingga jam 21.00. Fitteri mengaku, omset perhari yang didapatkan warung Cakman kurang lebih Rp 1 juta. Jika banyak pembeli, sambungnya, bisa mencapai hingga Rp2 juta perhari.
Warung Cakman juga dikenal di luar kota Parepare. Bahkan tak sedikit pembelinya dari daerah lain seperti Sidrap, Pinrang dan Mamuju, Sulbar.
“Kadang ketika mereka datang ke Parepare berkunjung di rumah keluarganya biasa datang makan di sini. Kadang juga dibungkus untuk dibawa pulang, ada juga yang biasa pesan untuk dikirimkan ke keluarganya di Jakarta. Tapi dia pesan yang berbentuk beku supaya tahan lama,” pungkas Fitteri.
Ia berharap usahanya tersebut terus berkembang, apalagi diakuinya saat ini semakin banyak persaingan dan banyak memunculkan ide-ide baru kuliner. Juga menu-menu baru ataupun rasa-rasa baru yang membuat orang penasaran. “Jadi harapannya tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat ini,” harap Fitteri.
Reporter : Nurhikma Yusuf, Herawati & A. Raul Sanapati
(Mahasiswa PPL IAIN Parepare)