PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Berbicara soal jajanan es, mungkin Haji Kamaruddin patut dianggap sebagai penjual es sukses seantero Kota Parepare. Bagaimana tidak, melalui waralaba Es Campur 17 miliknya, ia sukses membeli dua mobil dan naik haji bersama istri dan anaknya.
Memang tidak banyak yang mengenal sosok Kamaruddin ini. Pria kelahiran Parepare, 5 Mei 1973 ini sewaktu kecil kurang beruntung dalam dunia pendidikan. Ia hanya menempuh pendidikan sampai kelas lima Sekolah Dasar (SD).
Namun hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Karena sosok kepribadian Kamaruddin selain tipe pekerja juga tidak suka bermalas-malasan. Segala macam profesi telah ia lakoni. Mulai dari menjual ikan, tukang kayu, kuli bangunan, dan menjadi perantau.
“Saya pernah merantau ke Poso selama lima tahun. Di sana saya menjual campuran, namun tidak menjanjikan. Akhirnya saya tinggalkan dan balik ke Parepare,” ungkapnya saat berbincang bersama Pijarnews, Jumat, 7 September 2018.
Di Parepare, ia kemudian menjalankan profesinya sebagai tukang batu. Dari situ, ia kemudian bertemu dengan seorang gadis Hajjah Nurbaya, anak dari bosnya yang kemudian dipilihnya menjadi pendamping hidup (istri) pada tahun 1994.
Namun, tak lama kemudian ia mencoba berbisnis jajanan es yang ternyata bisa mengubah nasibnya. Awalnya Kamaruddin menjual es campur keliling ke beberapa tempat di Kota Parepare. Hal tersebut dilakukan selama tiga tahun. Namun omzet yang didapatkan tidak menentu. Kadang hanya memperoleh Rp90.000 dalam dua kali penjualan keliling.
Kamaruddin kini tinggal di Jalan Reformasi bersama istri dan tiga anaknya. Pada tahun 2009 lalu, Nurbaya istrinya, meminta untuk cari tempat berjualan tetap. Kamaruddin kemudian mengindahkan hal tersebut dan mendapatkan tempat berjualan di Jalan Ganggawa depan Masjid Al-Manar, Ujung Bulu, Kota Parepare.
Dengan modal awal sekitar Rp500 ribu, Kamaruddin dan istrinya Nurbaya kemudian memulai usahanya. Saat usahanya berjalan, sepasang suami istri itu akhirnya bisa mendapatkan Rp150.000 dalam sekali jualan es kelapa.
Selain itu, ia juga mendapat dukungan dan usulan dari beberapa keluarga seperti iparnya untuk menyediakan menu lain. Hal itu juga diindahkan oleh pria berusia 45 tahun ini seperti Es Campur, Es Buah, Es Teler dan Pisang Ijo, hingga sekarang. Kini omzet yang ia dapatkan sekira Rp2 juta per hari.
Adapun jajanan es yang dijualnya dengan harga bervariasi dan tergolong murah. Mulai dari harga Rp8000 hingga Rp12.000 dari beberapa menu yang ada.
“Menu jajanan es yang disedikan adalah murni ciptaan sendiri atau racikan sendiri. Tentunya menggunakan bahan yang alami tanpa pengawet dan pewarna,” kata Kamaruddin.
Tips lain yang dilakukan Kamaruddin untuk menggaet pelanggan yakni dari sisi komunikasi. “Saya akrab dengan pelanggan, meminta pendapat dari mereka dari menu yang ada, kadang ada yang bilang terlalu manis, kadang juga ada yang minta ditambah manisnnya, bergantung selera pelanggan dan dari situlah saya terus belajar,” ujarnya.
Sementara, pelanggan yang datang kebanyakan dari luar kota, petugas kantoran terdekat dan beberapa warga yang lewat di Jalan Ganggawa, sekitaran masjid Al-Manar.
Salah seorang pelanggan, Sri Wahyuni, merasa nyaman minum es di kedai Haji Kamaruddin. Selain kualitas menu esnya bagus, juga pelayanannya cepat.
“Menu yang ada di sini sangat enak, nikmat di lidah dan murni buatan asli. Tidak ada campuran dari bahan yang membahayakan. Semoga tetap konsisten dengan menu yang di sediakan, tidak berubah,” katanya.
Tiga tahun usaha jajanan es, akhirnya Kamaruddin bisa membeli dua mobil. Diantaranya mobil untuk usaha dan mobil pribadi. Selain itu, Kamaruddin bisa naik haji bersama istrinya di tahun 2012.
“Dari hasil penjualan, Alhamdulillah bisa membahagiakan istri membiayai anak-anak sekolah dan Alhamdulillah juga berhasil menaikkan kedua anak saya ke tanah Haram pada tahun 2016 lalu,” terangnya.
Kamaruddin juga memberikan service kepada karyawannya. Bagi yang sudah lima tahun bekerja dengan dia akan mendapatkan bonus menjalankan ibadah umrah.
“Dan setiap lima tahun akan mendapat bonus besar dari saya Insya Allah,” tuturnya. (*)
Reporter : Hamdan
Editor: Dian Muhtadiah Hamna