Untuk teknik penjualan dilakukan dengan dua cara yaitu penjualan langsung dan penjualan online melalui aplikasi medsos seperti whatsapp, facebook, dan instagram. Dari penjualan tersebut pemuda alumni SMKN 1 Parepare itu mendapatkan omset sekira Rp3 sampai Rp4 juta per bulannya.
Hasan yang juga berprofesi sebagai Photographer Sugarblue itu mengatakan, penjualan tanaman kaktus dilakukan tidak hanya di wilayah Parepare, tetapi juga di luar daerah, seperti Pinrang dan Sidrap. Bahkan pelanggannya ada yang dari luar Sulawesi seperti Kalimantan diantaranya Samarinda dan Balikpapan.
Dari berbagai jenis tanaman kaktus yang Hasan jual, yang paling diminati pembeli adalah berjenis sekulen (yang berbunga). Harganya sekitar ratusan ribu rupiah.
Tidak hanya itu, Hasan juga menceritakan teknik perawatan dan pembudidayaan kaktus. Menurut anak ke 5 dari Basri dan Ariya itu terbilang mudah. Yang penting penuh perhatian. Media yang digunakan juga sangat mudah didapatkan seperti pasir malang, batu apung, dan sekam bakar.
Sementara, untuk pemberian nutrisi, kata Hasan, bisa dilakukan 6 bulan sekali, seperti pemberian pupuk dekaster yang ditaburkan di bagian tanaman kaktus.
“Kalau disiram bisa hanya seminggu sekali atau dua kali, kalau suhu dalam lingkungan kaktus sendiri yang penting terkena panas sinar mata hari,” ungkapnya.
Hasan berharap, di Parepare ada lebih banyak lagi yang hobi seperti dirinya. Tidak hanya itu, Ia juga berharap bisa memiliki rumah dan lahan yang luas.
“Impian terbesar saya, semoga bisa membeli rumah yang memiliki lahan yang luas seperti kebun agar orang bisa leluasa melihat atau menikmati tumbuhan bunga kaktus ini,” harapnya.
Salah seorang pembeli Desti mengaku sangat senang membeli tanaman Kaktus milik Hasan itu.
“Saya senang datang kesini, yang sering saya beli jenis impor, meski cukup mahal tapi bentuknya unik dan kualitasnya juga bagus,” terangnya. (*)
Reporter : Hamdan