
FN bersama istrinya yang sempat dirawat di ruang isolasi rumah sakit, kini kesehatannya berangsur membaik dan sudah diperkenankan beraktivitas di luar rumah.
“Delapan hari kami berdua dirawat di ruang isolasi. Di ruang isolasi tersebut setiap hari kami diantarkan obat dan vitamin. Jumlahnya delapan hingga sembilan butir. Tekanan darah, cek suhu dan kadar oksigen rutin diperiksa. Selain itu kami diberi makan bergizi sebanyak tiga kali sehari. Juga diberi minuman sama kue. Intinya dijamin secara gratis,” beber FN sambil tersenyum.
Hanya saja, FN menyarankan agar di ruangan isolasi idealnya disiapkan dispenser air panas, sebab sebagian pasien umumnya hendak minum air hangat.
Apa saja yang dilakukan selama diisolasi? Selama dua hingga tiga hari, FN mengaku kondisi fisiknya belum stabil dan masih kerap batuk-batuk. Namun setelah 4 hari dirawat, kondisinya kian membaik. Batuknya mereda.
FN mengatakan, dokter Kaharullah ahli penyakit dalam yang merawatnya selalu mengingatkan pasien agar rajin minum obat dan berpikir positif, juga menyarankan mengkonsumsi air minum ber PH Plus 8 dan Madu. Minuman PH Plus 8 mengandung sifat basa dan baik bagi tubuh.
“Karena di ruang isolasi tanpa sarana televisi, maka situasi itulah kami manfaatkan banyak bermuhasabah. Instropeksi diri. Juga memohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan yang diperbuat selama ini. Baik kehilafan yang disengaja maupun yang tak disengaja,” urai FN.
Ibadah suami istri penyintas Covid-19 tersebut juga terus ditingkatkan. Selain mengerjakan salat fardu 5 waktu selama di ruang isolasi, juga menambah salat sunah lainnya. Tak lupa juga sering membaca alquran dan terjemahannya.
“Kami juga sering mendengar ceramah agama dari para ustadz melalui youtube. Kamar kami juga dipantau melalui cctv agar tak keluar dari ruang isolasi. Apalagi tanpa seizin perawat. Biasanya jika mau konsultasi, kami telepon nomor handphone perawat. Jika ada kiriman makanan dan minuman dari keluarga atau kerabat, harus disterilkan dulu sama petugas medis. Begitu pula jika ada barang yang hendak dikeluarkan dari ruang isolasi. Misalnya pakaian yang hendak diloundry,” ungkap FN.
Setelah tujuh hari dirawat, kata FN, Dokter Kaharullah menyarankan kami untuk kembali foto rontgen. Jika hasilnya baik, kata dr Kaharullah, maka pasien diizinkan pulang ke rumah untuk isolasi mandiri. Selain dr Kaharullah, ada pula dr Ayu Purnamasari yang juga ahli penyakit dalam, sempat merawat FN dan istrinya.