PINRANG, PIJARNEWS.COM- Fenomena tanah bergerak di Dusun Ratte Poton, Desa Suppirang, Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pinrang sebut ada pergerakan tanah yang terjadi setiap hari.
Kepala BPBD, Rommy menerangkan bahwa hal tersebut berdasarkan hasil validasi yang dilakukannya bersama, jajaran pemerintah Desa maupun TNI dibeberapa titik tanah bergerak pada Ahad (25/6/2023).
“Ini berdasarkan pengamatan dan hasil validasi kami di lapangan yah, dan kami mendapatkan temuan-temuan baru,” ungkapnya kepada Pijarnews.com.
Rommy, menyebutkan selama satu tahun dari kejadian awal sejak Juni 2022 lalu hingga saat ini tanah mengalami pergerakan secara berangsur-angsur.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pergerakan tanah yang terjadi berangsur-angsur itu dibuktikan dengan mengukur kedalam retakan mulai dari titik tertinggi hingga titik terendah.
Hasil dari pengukuran tersebut dibandingkan dengan ukuran kedalaman retak sebelumnya.
“Kami sudah amati tadi, bahwa betul terjadi pergerakan tanah selama satu tahun ini, dimana itu berdasarkan perbandingan antara laporan dari badan geologi tahun lalu dengan hasil pengukuran yang kami lakukan dibeberapa titik tertinggi maupun terendah,” jelasnya.
Ia menyebutkan ada perbedaan ukuran kedalaman dari tahun lalu dengan ukuran kedalaman retakan tanah saat ini. Seperti yang terjadi pada titik tertinggi dimana kedalaman sebelumnya hanya 80 centimeter kini menjadi 3 meter.
Adapun titik terendah juga terjadi perubahan ukuran kedalaman, sebelumnya 10 centimeter sekarang sudah mencapai 50 centimeter.
“Jadi memang pergerakan ini memang terjadi,” lugasnya.
Selain itu, mantan Kepala Bidang Humas Pemkab Pinrang itu membeberkan, per bulanya diperkirakan 25-30 centimeter pergerakan tanah ke bawah. Berdasarkan hasil ukuran dititik terendah dan tertinggi yang dihitung rata-ratanya selam 12 bulan, sehingga menghasilkan angka tersebut.
Tidak hanya itu lebih spesifik lagi, Rommy mengungkapkan per harinya pergerakan tanah bisa terjadi diangka kedalaman rata-rata 0,83 centimeter.
“Jadi kurang lebih terjadi pergerakan tanah tiap bulanya itu 20-30 centimeter, itu kami sudah hitung dititik terendah dan tertinggi,” imbuhnya.
Sambungnya, juga terjadi penambahan titik dibeberapa pemukiman warga dengan kedalam retakan 20-30 centimeter.
“Itu kami tadi dapat info dari warga, dan kami juga sudah kroscek langsung dan memang ada yah,” lugasnya.
Kendati demikian ia juga mengharapkan dukungan dan bantuan dari kajian ilmiah oleh unit geografisika untuk datang melakukan survei lanjutan terkait temuan tersebut.
Ia mengaku pihaknya telah melakukan usulan adanya survei lanjutan terhadap perkembangan fenomena tanah bergerak di Dusus Ratte Poton.
“Ini sementara kami usulkan untuk datang melakukan survei lanjutan terkait fenomena ini,” tutupnya. (*)
Reporter : Sucipto