MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), mencatat ada 10 wilayah di Sulsel yang terdampak bencana alam, yang terhitung mulai hari Selasa 22 Januari dan Rabu 23 Januari 2019.
Data yang diperoleh Pijarnews melalui Crisis Media Center BPBD Sulsel, 10 daerah yang terdampak bencana alam ini adalah, Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Jeneponto, Barru, Wajo, Maros, Bantaeng, Sidrap dan Pangkep.
Sementara total korban kepala keluarga terdampak 876, korban jiwa 2.503, korban hilang 7 orang, meninggal 9 orang, korban sakit 1 orang, 3.321 jiwa mengungsi.
Kerusakan yang ditimbulkan rumah rusak berat 25 unit, rusak sedang 2 unit, rusak ringan 12 unit, terendam 1.424, hanyut 32 unit, tertimbun 5 unit, tempat ibadah 4 unit, fasilitas pemerintah 1 unit, pasar 2 unit, jembatan 7 unit, jalan 4.750 meter, sawah kebun 8.629 hektar, sekolah 6 unit.
Adapun detailnya, untuk Kabupaten Gowa jenis bencananya adalah banjir dan longsor, untuk korban hilang 3 orang, meninggal dunia 7 orang, mengungsi 2.121 jiwa, rusak berat 5 rumah di Kecamatan Parigi, Kelurahan Desa Bilarengi, terendam 4 di Kecamatan Parangloe, tertimbun 5 di Kecamatan Parigi, Kerusakan 1 Jembatan di Kecamatan Manuju.
Untuk Kota Makassar peristiwa yang terjadi berupa banjir, korban KK 300, korban jiwa 1.000 dan mengungsi 1.000 jiwa, untuk kerusakan terendam 300 rumah.
Kabupaten Soppeng, banjir terjadi di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Ganra, Donri-donri, Lilirilau dan Citta. Sebanyak 1.672 hektare sawah dan kebun terdampak.
Kabupaten Jeneponto, terjadi bencana banjir di 10 kecamatan. Korban hilang 3 orang, meninggal 2 orang, rumah rusak berat 19 unit, hayut 32 rumah.
Kabupaten Barru, fasilitas pemerintah 1 unit mengalami kerusakan, 2 pasar dan 1 sekolah.
Kabupaten Wajo, bencana berupa banjir dan angin kencang. 175 kepala keluarga terdampak dan 303 jiwa, kerusakan rumah terendam desa Walanae (360), Salotengah (70), Liu (50), Pallimae (225). Kerusakan tempat ibadah 2 di Desa Pallimae, kerusakan jembatan 6 unit. Kerusakan jalan Desa Salotengah 100 meter, Desa Liu 150 meter, Desa Pallimae 4.500 meter. Kerusakan sawah dan kebun 280 hektare. Kerusakan sekolah 4 unit.
Kabupaten Maros, terjadi banjir, terdampak 400 kepala keluarga di Kecamatan Moncongloe dan 1.200 jiwa, mengungsi 200 jiwa, kerusakan rumah terendam 400 unit, kerusakan tempat ibadah 1 unit. Sawah dan kebun Kecamatan Mandai 1.525 hektare, Kecamatan Maros 675 hektare, Kecamatan Tanralili 2.182 hektare. Kecamatan Bantimurung 3.964 hektare.
Kabupaten Bantaeng terjadi bencana angin kencang, di Kecamatan Bissapu 1 rumah.
Kabupaten Sidrap, bencana berupa angin kencang, 1 kepala keluarga terdampak dan 1 unit rumah rusak sedang.
Sementara Kabupaten Pangkep, peristiwa yang terjadi banjir dan angin kencang. 1 korban hilang di Kecamatan Tondong Tallasa, korban sakit 1 orang. 1 satu unit rumah rusak berat di Kecamatan Balloci, rumah rusak ringan di Kecamatan Labbakkang 12 unit. Sementara kerusakan rumah terendam 15 unit di Kecamatan Segeri, satu tempat ibadah rusak di Kecamatan Labbakkang dan satu sekolah rusak.
Adapun ketinggian air Bendungan Bili-bili status siaga elevasi 100.59 (normal 99,50).
BPBD, Basarnas dan TNI-Polri dan relawan lainnya hingga saat ini masih melakukan pencarian dan penyelamatan. Serta berupaya memenuhi kebutuhan dasar bagi korban bencana, pendirian dapur umum di beberapa lokasi, distribusi logistik, pengaktifan posko tanggap darurat (BPBD) dan pengaktifan posko tanggapan darurat Dinas Kesehatan. (rls/abd)