PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Citra pendidikan kembali tercoreng di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. YF –inisial seorang pelajar salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Unggulan Parepare harus terbaring lemas di rumahnya. Itu terjadi setelah YF diduga dipukul guru olahraganya saat bermain basket, tepat di ulu hatinya.
YF sempat dirawat intensif di rumah sakit Sumantri Parepare selama lima hari. Ini diduga akibat pukulan tinju yang dilayangkan sang guru. YF mengalami pembengkakan dibagian perut. Kini YF dirawat jalan di rumahnya. Kejadian itu sempat tak dilaporkan orang tua korban karena bingung harus berbuat apa.
“Mirip pukulan petinju kelas dunia, guru olahraga memukul saya tepat di ulu hati. Saat itu juga, saya merasakan sesak. Saya menangis dan terdiam, karena sakit. Eh..malah saya kembali dianggap mengolok-olok dirinya. Pak guru kemudian mengeluarkan kata-kata kasar,” ungkap YF yang sementara dilumuri minyak gosok dibagian perut oleh neneknya, Sabtu 20 Oktober 2018.
Kejadian itu dilaporkan Azhar Zulfurqan, kuasa hukum keluarga korban ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Parepare. Tiga saksi pelajar SMP ternama tersebut telah diinterogasi polisi atas kejadian itu. Polisi belum sempat memeriksa korban, karena belum bisa datang ke kantor polisi. Polisi juga telah menjadwalkan pemanggilan oknum guru yang diduga melakukan tindakan kekerasan kepada siswanya.
“Kejadian itu membuat klien kami pernah dirawat secara intensif di rumah sakit. Sebab mengalami sesak dan pembengkakan dibagian ulu hati. Pembengkakan diduga akibat dipukul oleh oknum guru,” ujar Azhar Zulfurqan, Kuasa Hukum Korban.
Azhar juga heran di Sekolah yang telah disematkan sebagai sekolah ramah anak oleh menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise tahun 2016 lalu ternyata masih ada dugaan kekerasan.
“Sekolah tersebut pernah mendapatkan penghargaan sebagai sekolah ramah anak. Selain itu, baru-baru ini Kota Parepare juga mendapatkan penghargaan sebagai kota layak anak oleh Kementrian PPA pada peringatan Hari Anak Nasional pada Juli lalu di Surabaya. Saya heran, kota yang masih ada laporan kekerasan anaknya mendapat dua penghargaan yang begitu besar,” kata Azhar Zulfurqan.
Hingga berita ini diterbitkan, PIJARNEWS terus berupaya mengkonfirmasi sang guru yang diduga melakukan tindakan kekerasan kepada siswanya. Begitu pula kepada pihak manajemen sekolah terkait dugaan kekerasan di lingkungan sekolah. (*)
Penulis : Syamsuddin
Editor : Alfiansyah Anwar